Jumat, 30 November 2018

Media Sosial favorite

Jaman sekarang, jarang banget orang yang gak pakai media sosial. Dari yang muda sampai tua, hampir semua menggunakannya.

Aku pribadi orang yang medsos banget deh, karena tipe aku emng suka banget bersosialisasi. Jadi ibu rumah tangga yang dirumah aja, medsos itu tempat ngobrol sama temen.

Pastinya medsos itu punya kelebihan dan kekurangan,  efeknyapun tergantung kepada si pengguna memanfaatkannya.

Menurutku medsos itu ngebantu banget untuk mencari informasi dan komunitas-komunitas yang sehati. Bergabung didalamnya bisa menambah wawasan dan semangat, karena ternyata dalam hobi tertentu kita gak sendiri. Dan dalam mencari ilmu kepada pakarnya pun mudah di akses dengan akun pribadi para pakar tersebut.

Selain itu, media sosial juga asik banget untuk jualan loh. Jualan itu seperti membantu orang yang dibayar, kenapa? Karena kita bisa menjadi wasilah teman-teman yang sedang membutuhkan barang dagangan kita.

Orang juga biasanya lebih nyaman beli kepada orang yang dikenalnya, karena lebih percaya dan bisa mempertanggung jawabkan.
Jualan di medsos juga baiknya dengan cara softselling, alias gak langsung nawarin orang untuk beli. Melainkan kita mereview produk tersebut, seperti curhat.
Karena emng medsos itu tempatnya ngobrol dan curhat, jadi dibikin asik aja jualannya.

Dengan jualan di medsos, kita jadi bisa banyak dapat kenalan baru. Kadang aku malah jadi curhat ngalor-ngidul sama customer. Maklum sesama mak-mak. Tapi beneran deh jualan di medsos itu asik banget. Selain emang gratis dan jangkauannya luas. Tinggal kasih hastag dalam caption, foto jualan kita akan terlihat sama yg mencari dengan hastag tersebut.

Dan biasanya nih, orang yg suka jualan online adalah pembeli online, iya apa iyaa? Hhi

Aku pribadi seneng banget bersosmed ria, jadi jangan ditanya yaa, semua akun pun aku punya!

Facebook, Twitter, Instagram, WA, telegram, Path (dulu), dan semua-semua pernah aku coba dan pakai.

Pusing sih ngurusnya, dan temennya juga itu-itu aja wkwk. Dan dari semua medsos itu yang paling aku suka adalah Instagram. Karena Instagram tempat asik untuk kepo! Hehe ketawan ya kepoannya. Tapi aku yakin gak sendirian kok yg kepoan hihi.

Kalau kamu, apa medsos favoritnya?

Sabtu, 24 November 2018

Asiknya Gabung Blogger Perempuan Nerwork

Ikutan komunitas yang sehati dan sefasion itu nyenengin banget loh. Seperti gabung di blogger perempuan network ini. Berasa gak sendirian dalam hobi menulis.

Gabung komunitas juga bisa dapat ilmu serta wawasan baruu dan yang paling seru lagi, bisa dapet relasi dan teman baru. 

Aku gabung blogger perempuan ini baru banget si, dari seorang teman yang memposting di akun Instagramnya @cutdekayi namanya, beliau adalah co-Founder @gumugu seorang creativepreuner bersama suaminya. Beliau juga seorang ibu muda dengan 2 balita yang cerdas dan lucu. Dahsyatnya lagi, beliau sedang hamil anak ketiga. Masya Allah! Sehat selalu ya Ayii.

Seneng banget bisa ketemu komunitas blogger ini, karena blog emang tempat yang asik banget untuk menuangkan segalanya dalam bentuk tulisan. Jadi bisa memaksimalkan blog yang udah aku punya sekitar 6 tahunan, tapi belum produktif karena belum lihai memanfaatkannya.

Nah, harapan aku gabung ke komunitas blogger perempuan ini, bisa memaksimalkan blogku untuk menyalurkan hobiku menulis dan aku bisa mendesain blog sebaik mungkin supaya bisa lebih menarik dan bermanfaat.

Karena memang perempuan itu punya banyak stok kata yang harus dikeluarkan perharinya, menulis itu solusi banget. Kalau menulis di sosial media, terkadang agak sulit tersimpan rapihnya. Nah, blog itu tempat yang pas banget untuk menyimpan dengan rapih, jadi enak di baca-bacanya lagi.

Para bloggers juga pastinya seneng baca kan? Jadi komunitas ini berisi para perempuan pembelajar sejati doong. menyenangkan sekali bisa bergabung didalamnya.

Karena aku tertarik banget dengan edukasi dan acara-acara yang udah di selenggarakan BPN ini. Supaya bisa lebih semangat dan termotivasi terus untuk menulis dan berbagi. Menurutku, Acara-acara kopdar blogger ini penting banget pastinya bisa menambah semangat dalam ngeblog.

Semoga aku bisa ikutan gabung pas acara kopdar dan sharing-sharing BPN ini kedepannya. BPN juga selalu menjadi lebih baik dalam mengedukasi para bloggers dan makin sukses memberi yang terbaik untuk para bloggers.

Karena para bloggers di BP ini para perempuan yang mempunyai minat, bakat dan fasion yang berbeda-beda, kita jadi bisa memahami ilmu lainnya. Seperti sharing photography, review produk, tips-tips, traveler, daan banyak lagi. Pastinya seru jadi banyak relasinya kan?


Jumat, 23 November 2018

Branding diri

Jadi nama blog ku Fathin Aulia itu pengen ngebranding diri kalau yang namanya Fathin Aulia Sholehah itu ibu muda dengan 3 anak.

November 2018 ini Alhamdulilah usiaku memasuki 24 tahun dengan status menikah, dan ibu dari 3 putri yang cantik nan Sholihaat. Bolehlah yaa dibilang muda hhi.

Ibu muda yang masih kuliah ini, senang banget jualan online dan menulis. Karena jiwa mudanya yang masih suka banget sosialisasi dan menyalurkan kelebihan perempuan yaitu kata-katanya, jadi seneng banget jualan dan nulis, karena bisa menyenangkan hatinya.

Ibu muda dengan anak bayi itu kendala banget ketika berpergian, apalagi tidak ada ART dirumah, jadilah rumah adalah tempat terbaiknya. Dan begitulah hakikatnya perempuan, dirumah.

Dan Fathin Aulia Sholehah ini, adalah Ibu pembejar sejati. Aamiin.

Nama itu berpengaruh banget dipikirkan pemirsa yaa, seperti nama fathin ini.

Sempet ikut seneng pas si Fatin Shidqia Lubis itu menang X-Factor. Kenapa? Karena namaku yang tadinya di sangkut pautinnya dengan nama ikan Alhamdulilah jadi berubah.

Yang biasanya pas ditanya nama.
X: Namanya siapa?
Y: Fathin
X: oh yang ikan itu ya.
Y: :') itumah patin

Jadi berubah semenjak si Fatin menang X-Factor.
X: Namanya siapa?
Y: Fathin
X: oh yang artis penyanyi itu yaa
Y: =D kalau aku Fathin pengaji. Eaak

Lumayanlah disamainnya sama yang bagusan. Daripada sama ikan hehehe

Nah itulah bagusnya branding yaa..

Sampe katanya pas suami lagi proses ta'aruf sama aku itu lagi jaman-jamannya Fatin Shidqia tampil. Pas di tawarin ta'aruf sama aku yg namanya Fathin juga akhirnya dia mau lanjut uhuk.

Yah sedikit banyak nama itu mempengaruhi branding yaa..

Eh, atau jangan-jangan ini yg lagi buka blogku karena dikira aku Fathin Shidqia juga lagii #yekali haha jelas-jelas Fathin Aulia #ngayal.

Bahas sedikit arti namaku. Fathin itu artinya Cerdas, dari kata Fathonah. Sedangkan Aulia itu pemimpin. Karena aku anak pertama jadilah orang tuaku pengen aku jadi pemimpin yang cerdas. Gitu kali yaaa.

Nah temen-temen yang baca tulisan aku ini, dipikirannya aku itu yang gimana si?

Tulisan Kesukaan

Kalau ditanya aku suka nulis tentang apa jawabannya adalah tulisan curhat. Piis hehe.

Karena curhat itu pasti ngalir dan tentunya ngelegain hati. Pastinya nulis bisa menjadi obat hati, menuangkan segala pikiran, bermanfaat bangeet untuk diri sendiri dan kalau di tulis di blog manfaat nya untuk orang laiin kan?

Karena keseharianku sekarang adalah menjadi ibu, mungkin curhatku lebih ke parenting. Karena misi ku, aku ingin tulisanku bisa bermanfaat untuk orang lain.

Yang aku rasa, menjadi seorang ibu adalah pembelajaran dan keistimewaan yang sangat berharga. Setiap waktuku menjadi lebih berharga dan ternilai.

Bagaimana tidak? Ada manusia-manusia kecil yang selalu mencariku setiap kali aku pergi. Ada yang selalu merindukanku.

Akankah aku sia-sia kan kesempatan Istimewa ini? Aaah rasanya menjadi ibu itu menjadikan ku terasa berharga.

Namun, seorang ibu juga manusia. Adakalanya ibu lelah dan menjadikannya lupa karena emosinya. Adakalanya ibu juga ingin dimengerti, juga dikasihi.

Maka itulah perlu banget terus dan terus selalu belajar menjadi ibu yang baik, menjadi orang tua terbaik untuk mengantarkan anak-anak dan bahtera rumah tangga ini ke surga-Nya.

Blog ini akan memuat sejumlah kisah yang mengandung parenting didalamnya, yang semoga bisa menjadi pelajaran bersama dikemudian hari untukku tentunya.

Karena sejatinya menulis itu mengikat ilmu. Tulisan tentang pengalaman parenting dan ilmu-ilmu parenting yang aku dapet insya Allah akan aku tulis disini.
Karena ilmu parenting itu gak didapat dibangku sekolah, kita harus pinter-pinter sendiri mencarinya.

Benarlah anak itu bisa menjadi qurrata a'yun, penyejuk mata, jika kita benar-benar menghadirkan Allah selalu dan hati kita setiap kali membersamainya.

Setiap anak memiliki kelebihan dan keistimewaan yang berbeda. Dari setiap tingkahnya jika dicermati akan menimbulkan pelajaran baru bagi ibu.

Tujuan utama kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepadaNya. Dari itu, menjadi ibu adalah ibadah yang termulia, karena janji Allah balasannya surga.

Semoga aku bisa menjadi ibu terbaik untuk anak-anak ku. Menjadi istri yang selalu dirindu, dan bisa membawa keluarga bersama berkumpul lagi di surgaNya. Aamiin ya rabbal alamiin 😇

Selasa, 20 November 2018

Blog Untuk Berbagi Manfaat

Kenal blog itu udah lebih 5 tahunan. Inget banget awalnya itu minta buatin temen yang pinter banget ngedesain dan ngotak-atik komputer.

Yang paling aku sukain dari blog itu, bisa menulis dari hati terdalam, meluangkan isi hati dan semoga bisa bermanfaat dan diambil pelajarannya untuk orang lain.

Tapi bener sih, aku masih jarang banget ngepostnya. Setahun cuma beberapa aja, karena kebanyakan itu karena belum tuntas tulisannya, atau terkadang ada perasaan minder pas mau ngepostnya. Hehe, ada yang samaan gak yaa?

Kesininya, baru sadar banget, ternyata blog itu manfaat banget untuk berbagi. Berbagi pengalaman, cerita, review, testimoni, tutorial, dan ilmu-ilmu manfaat lainnya. Malahan bisa banget ya buat dapet penghasilan.

Aku memang suka banget nulis, lebih tepatnya nulis curhat yaa hehe piis. Atau tulisan-tulisan ringkasan dari buku yang aku baca, jadi semacam ngeriview gitu. Dan dari setiap tulisanku itu niatnya memang untuk berbagi dan mengobati hati. Selama ini, menurutku blog adalah tempat yang pas banget untuk nulis panjang sesuka hati.

Aku suka banget berbagi, berhubung yang ku punya cuma cerita dan pengalaman, semoga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Rasanya seneng banget, saat ada teman-teman yang meminta saran dan cerita-cerita pengalamanku, dan mereka merasa bermanfaat.

Blog ini, kurasa sangat-sangat bermanfaat untuk menyimpan semua cerita, ilmu dan pengalaman itu. Bisa bermanfaat untuk diri sendiri saat dibaca lagi, dan orang lain yang membutuhkan informasi nya.

Nggak semua orang suka baca yang panjang-panjang. Nah, tapi kalau ada yang suka baca blog itu, berarti emang lagi cari informasi atau memang suka membaca. Jadi blog adalah tempat berbagi manfaat yang tepat. Karena kapan saja manfaatnya bisa diambil.

Tapi banyak juga sih, yang niat ngeblog, untuk menulis yang merusak. Iih, jangan sampai ya niat kita begitu. Jadikan blog sebagai ladang kebaikan kita menebar manfaat. Bermanfaat untuk diri sendiri dan tentunya orang lain.

Nilai kebaikan itu terbalasnya bisa kapan saja. Sedangkan hasil materi adalah bonusnya. Niatkan segala kebaikan dengan keikhlasan, karena bermanfaat itu akan menuai kebahagiaan.

Jumat, 20 April 2018

30 Day Writing Ku

Aku itu suka banget nulis. Walau masih sering tulisannya kacau balau. Dengan menulis bisa mencurahkan segala rasa, ide, perasaan dan banyak lainnya.

Berbagi pengalaman, curahan hati, berbagi ilmu, unek-unek, suka duka perasaan sangat efektif tertuang dalam sebuah tulisan. Karena menulis bisa menjadi energi positif yang tersalurkan.

30 hari menulis ini benar-benar sangat berkesan bagiku. Kenapa? Karena keinginanku, kesukaanku bisa tertuang sebagai paksaan. Ini tentang paksaan yang baik, paksaan untuk lebih baik dan sukses.

Katanya ingin menjadi penulis, tapi nggak pernah nulis, kan aneh, iya nggak? Hehe
Iya bisa dibilang mirip begitulah aku ini. Suka dan hobi, tapi masih banyak alasan, yang rempong, merasa belum baik, malu, nggak ada waktu dan segudang alasan yang bikin gagal.

Naah,ini yang harus banget di hilangkan! Nulis itu kudu dipaksa! Dibiasakan! Dilaksanakan! Agar menjadi kebiasaan dan perlahan otak terasah dengan kata-kata yang selalu tertuang. Lama kelamaan, jika sudah terbiasa, akan memberi kalimat-kalimat yang menyentuh, menginspirasi dan bermanfaat.

30 hari menulis challenge ini, benar-benar membuatku terpaksa untuk menulis. Bagai alarm pengingat cita-citaku. Aku sangat menikmati paksaan ini, proses ini, sehingga aku sangat senang, mendapat energi baru, dan pastinya kebiasaan menulis yang harus terus di jaga.

30 hari menulis ini, telah mengubah mindset ku. Telah mengubah kebiasaan ku. Semoga aku selalu bisa bermanfaat dan menjadi lebih baik lagi. Aamiin ya rabbal alamiin 😇.

Terima kasih #30DayWritingchallenge🌼

Rezeki yang tak di sangka-sangka

Allah sudah mengatur rezeki setiap manusia dari sebelum ia lahir. Jodohnya, rezekinya, kematiannya, takdirnya sudah tercatat di lauh mahfuz sejak masih berumur 40 hari dalam kandungan ibu.

Teringat kejadian akhir-akhir ini. Masya Allah, Allah memberikan rezeki kepada keluarga kami tanpa di sangka-sangka. Awal bulan ini, kami menyempatkan pulang kampung untuk mengobati rasa rindu kami pada orang tua kami di Lampung.

Tentu sangat menguras banyak pengeluaran bulanan kami. Sehingga di tanggal akhir- akhir seperti sekarang persediaan uang bulanan sudah sangat menipis.

Tanpa disadari, ternyata bulan ini juga aku harus membayar uang semesteran kuliah agar bisa mengikuti UAS. Tabungan yang sudah menipis itu tidak cukup untuk melunasinya di bulan ini. Aku pun bingung, kira-kira kapan bisa melunasinya, mengingat waktu UAS sudah tinggal beberapa hari lagi. Sedangkan gajian suami belum waktunya.

Alhamdulillah, karena pekerjaan sambilan ku juga adalah sebagai online shop, ternyata malam itu aku mendapat komisi dari penjualanku. Masya Allah, kaget dan rezeki dari Allah yang tak terduga datang di waktu yang tepat.

Alhamdulillah, akhirnya keesokan harinya, aku bisa melunasi bayaran kuliah semester ini dengan uang komisi tersebut. Masya Allah.

Setelah beberapa hari dari kewajiban membayar uang semesteran kuliah tersebut, aku dikagetkan dengan kabar akan datang tamu dari luar kota ingin bermalam di rumahku beberapa hari. Rasanya senang mau ada yang berkunjung, tetapi disisi lain sedang bingung, karena lagi tidak ada rezeki untuk menjamunya.

Akhirnya, setelah kabar itu, aku dan suami berniat untuk mengambil sementara uang simpanan. Keesokan harinya, tiba-tiba suami WA aku dengan pesan.

"Alhamdulillah say, aku dapet rezeki banyak, cukup untuk jamu tamu kita. Jadi nggak perlu ambil uang simpanan."

"Alhamdulillah ya Allah," ujarku membalas kabar tersebut.

Masya Allah, Masya Allah, begitulah skenario Allah sangat indah dalam memberi rezeki kepada setiap hamba-Nya. Selalu Allah beri pada waktu yg terbaik.

Teringat sebuah ayat Allah,
…Man yattaqillâha yaj’allahû mahrajan. Wa yarzuqhu min haitsu lâ yahtasib… yang artinya “…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At Thalâq 2-3). 🙂

Kamis, 19 April 2018

Catatan Kecil Pengusaha

Menjadi pengusaha haruslah tangguh!. Jalan menjadi pengusaha selalu dipenuhi onak dan duri.

Hampir setiap kisah pengusaha sukses, dengan melewati masa-masa sulit. Masa-masa bangkrut dan jatuh. Dan sebenarnya itulah yang menjadikannya lebih kuat.

Ketika kita sudah memilih dan bercita-cita untuk menjadi pengusaha, berarti kita sudah siap dengan segala resiko dan prosesnya. Pengusaha dituntut selalu kreatif, positif, tangguh, tiada kata menyerah.

Selalu semangat, mempunyai jiwa pengusaha berarti harus memiliki jiwa pemimpin. Mengarahkan dan membina para karyawannya, untuk menjadikan usahanya semakin sukses.

Dengan menjadi pengusaha, sebenarnya menjadi orang yang mulia. Kenapa? Karena banyak membantu orang untuk menjadi wasilah mendapatkan rezekinya.

Kalau kata mas Ippho Santosa " kalau bekerja saja adalah ibadah, maka menjadi pengusaha, lebih besar ibadahnya, karena membantu orang banyak.

Kebanyakan kita takut menjadi pengusaha karena pikiran negatif kita sendiri. Karena mental blok yang kita miliki. Inilah yang harus kita rubah.

Sebenarnya apa yang kita takutkan, padahal kita belum mencobanya?
Sesuatu yang menghambat pekerjaan dan proses kita hanyalah pikiran saja. Kita tak akan tahu hasilnya jika kita belum berusaha, apalagi mencobanya.

Memangnya siapa kita, yang bisa meramal masa depan? Berarti sudah tidak percaya dengan takdir Allah, dengan meramalnya sendiri. Apalagi meramal yang tidak baik. Na'udzubillah.

Dalam sebuah hadist Rasul "Sesungguhnya Allah selalu mengikuti prasangka hamba-Nya."
Dan inilah yang menyebabkan belum bisa sukses dan berhasil, karena pikiran negatif kita sendiri.

Ketika kita memiliki niat yang kuat menjadi pengusaha. Yakinlah bahwa kita bisa menggapainya. Selalu libatkan Allah dalam segala hal. Niatkan segala apa yang kita lakukan hanya karena Allah SWT.

Sebelum kita lakukan apapun, teknik apapun. Lakukanlah dahulu ibadah untuk mencapai keridhoan Allah. Jika Allah ridho, apapun yang kita mau pasti selalu Allah SWT kasih dan segerakan.

Nikmati selalu proses nya, maksimalkan ikhtiarnya, kencangkan ibadahnya. Insya Allah apapun cita-cita kita akan Allah segerakan pada waktu yang tepat.

Selalu dahulukan hubungan dengan Allah, sebelum hubungan dengan manusia. Harus seimbang agar hasilnya maksimal.

Catatan ini, sebagai motivasi pribadi, semoga bisa menjadi pribadi yang selalu bermanfaat, menginspirasi, menjadi pengusaha sukses, Allah SWT ridhoi dan bahagia dunia akhirat. Aamiin yaa rabbal alamiin 😇

Rabu, 18 April 2018

Hakikat Kehidupan Dunia

Mendengar kata "Dunia" aku jadi teringat dengan surat Al-hadid Ayat 20-21.

20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,

seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

21. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.      

Awal kalimat dalam ayat 20 ini, memperingati kita, bahwa kehidupan dunia hanya permainan dan sesuatu yang melalaikan.

Benar saja, kehidupan ini di penuhi dengan kesibukan mencari harta, kemegahan, sibuk dengan anak dan mengurusi kehidupan dunia. Padahal sesungguhnya tujuan kita hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah.

Dalam Q.S Adz-dzariyat :49
Dan tidaklah kami menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

Maksud dalam ayat ini, beribadah bukan hanya kesibukan di masjid saja, tapi haruslah diimbangi antara dunia dan akhirat nya.

Bekerja karena beribadah kepada Allah. Belajar niat ikhlas karena menjalankan syariat Allah. Mendidik anak sabar dan ikhlas karena Allah. Makan, minum, olahraga, mandi, bersih-bersih dan lain sebagainya niat untuk beribadah karena Allah.

Karena tanpa dipungkiri kehidupan dunia juga sangat penting untuk kita. Bagaimana bisa bersedekah atau berzakat, jika tidak punya harta?

Bagaimana bisa sehat bugar, ibadah kuat kalau tidak makan dan minum serta hidup yang sehat?

Bagaimana bisa menghidupi keluarga kalau tidak bekerja?

Itulah sebagian pertanyaan yang tidak bisa dipungkiri. Nah maka dari itu Allah mengingatkan kita, agar tidak lalai. Agar selalu ingat Allah dimanapun kapanpun berada. Bekerja niat untuk beribadah karena Allah. Untuk menghidupi keluarga, untuk zakat , shadaqah dan lainnya.

Butuh ikhtiyar yang kuat dibarengi ibadah dan ikhlas karena Allah.

Allah membuat perumpamaan bahwa kesenangan dunia hanya tipuan belaka, seperti hujan yang deras. Ketika petani melihatnya sangat senang, tetapi ternyata hujan itu hanya pembawa keburukan dikemudian hari.

Begitu hakikat kehidupan dunia, melenakan dan tipuan belaka.

Selasa, 17 April 2018

Tujuh Belas Tahun

Banyak kenangan bersama sahabat, teman kerabat pada masa ini.

Dan merekalah yang menentukan kita kedepannya. Apabila kita dekat dengan sahabat yang tidak baik akan mudah terpengaruh dengan lingkungan yang tidak baik.

Apabila baik, InsyaAllah mudah mengarah kepada yang baik. Maka dari itu pada masa ini sangat menentukan kebiasaan kita kedepannya.

"Anak zaman now"
Inilah istilah yang lagi populer untuk menjuluki anak-anak masa kini. Termasuk para remajanya.

Walaupun usia tujuh belas tahun sudah mendapat KTP dan dipercaya sudah menjadi dewasa. Tetapi mereka masihlah remaja dan seorang pemuda.

Banyak kelakuan dan tingkah yang aneh dengan istilah "anak zaman now" ini. Dengan istilah ini, mereka malah tidak malu dan dengan bangganya memamerkan keanehan dirinya.

Tujuh belas tahun, saat itu aku berada di penjara suci, pada bulan november tahun 2011. Penjara suci adalah istilah lain dari  Pondok pesantren. Iya, saat umurku tepat 17 tahun, aku sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren. Ada rasa syukur sampai saat ini, karena orang tua ku menaruh ku disana.

Pondok putri dan putra bertempat yang bersebrangan. Jadi aman dari

Senin, 16 April 2018

Desa Gunung Kidul

Aku mempunyai mbah buyut yang tinggal di desa gunung kidul Yogyakarta. Disana, aku sangat merasakan suasana khas desa.

Ibu, bapak, nenek, kakek, om tante maupun anak-anak sangat senang berkebun.
Jalan kaki dengan jarak yang tidak dekat. Memikul rumput, beralaskan sendal jepit, terkadang tanpa alas kaki. Hampir disetiap rumah ada kandang binatang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, dan lainnya.

Suasana desa yang kental, yang jarang kutemui di kota. Suasana hangat, saling sapa menyapa, berbagi hasil panen, menyuci baju di sungai, membajak sawah dengan sapi, bermain di lapangan luas, dan aktivitas lainnya di desa.

Yang sering disayangkan, terkadang di desa kurang mendapat sentuhan dari pemerintah. Padahal mereka adalah warga negara yang harus mendapatkan kesejahteraan.

Misalnya listrik, belum banyak pedesaan yang mendapatkan sumber daya listrik yang memadai. Anak-anak yang ingin belajar pada malam hari, terpaksa harus menggunakan lampu lilin untuk mendapatkan cahaya. Padahal sangat tidak baik untuk kesehatan mata.

Sumber daya manusia yang ada di desa harus selalu dibina. Terkadang, karena kurangnya ilmu pengetahuan, mereka sangat rentan mengikuti hal-hal yang tidak baik.

Dalam hal ekonomi, ini yang selalu menjadi masalah dari pedesaan. Hasil panen mereka sering kali dihargai dengan sangat murah. Padahal, mereka sangatlah membutuhkan untuk membeli bibitnya kembali dan keperluan sehari-hari.

Tugas pemerintah dan kita bersama untuk membina dan mensejahterakan pedesaan. Dari pedesaanlah indonesia terkenal dengan negara maritim dan perkebunan terluas. Bagaimana bisa menjadi negara yang maju jika petani dan nelayan saja tidak dihargai?.

Sangat miris saat Indonesia banyak mengimpor beras, garam, buah-buahan, ikan dan banyak lagi dari luar negeri. Alasannya hanya karena hasil dari dalam negeri kurang dan kurang memuaskan.

Padahal, bisa jadi, akar masalahnya karena petani kita kurang di edukasi bagaimana cara memproduksi hasil panen yang baik. Atau petani kita kurang dihargai, membeli kepada mereka dengan harga sangat murah. Sehingga banyak petani-petani yang menjual tanahnya berpindah pekerjaan menjadi buruh.

Hanya sedikit sisa petani-petani kita, karena mereka kurang dihargai. Bagaimana negeri ini akan dihargai sedangkan belum bisa menghargai masyarakatnya sendiri?.

Apalagi zaman teknologi yang super canggih masa kini. Jika petani dan masyarakat desa belum bisa merasakan kesejahteraan negerinya amatlah disayangkan. Seharusnya masyarakat desa bisa lebih terbantu.

Seperti aplikasi i-Grow misalnya. Aplikasi jual beli hasil panen yang menghubungkan antara investor, pemilik lahan tanah, petani, dan pembeli. Akad jual beli didalam nya salah satunya dengan akad salam. Akad yang saling menguntungkan satu sama lain. Inilah muamalah islam, sangat adil dan mensejahterakan.

i-Grow sudah membantu mensejahterakan ribuan masyarakat desa khusus petani di Indonesia. Karena keluhan kebanyakan para petani adalah kekurangan modal, lahan dan harga jual yang rendah. Aplikasi ini sangatlah membantu mereka.

Tugas kita bersama untuk peduli dengan pedesaan. Mereka adalah bagian kita, saudara kita, mereka yang sangat berjasa mempertahankan budaya Indonesia.



Minggu, 15 April 2018

Daya Dan Kekuatan Hanya Milik Allah.

لاَ Ø­َÙˆْÙ„َ Ùˆَلاَ Ù‚ُÙˆَّØ©َ Ø¥ِلاَّ بِاللَّÙ‡ِ
"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

Masya Allah, Allah selalu ciptakan solusi dari segala masalah yang kita hadapi. Kata-kata di atas adalah solusi terampuh atas segala cita-cita kita. Memberi kekuatan dan semangat ikhtiyar untuk mendapatkannya.

Selain sangat ampuh memberiku kekuatan. Banyak sekali pahala yang akan didapatkan ketika membacanya.
 
Salah satu hadits nabi 
“Duhai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, sebab ia yaitu simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)

Simpanan pahala berharga di surga, begitulah kata nabi. Kita manusia memanglah makhluk yang lemah. Tiada daya dan kekuatan yang kita miliki kecuali hanya dari Allah.
Allah maha mulia, maha agung. Kita hanyalah ciptaannya yang lemah. Hidup kita, mati kita, segala takdir kita hanyalah miliknya. Kita tidak memiliki daya apapun di dunia ini, kecuali atas izinNya.

Teringat akan segala rasa lemahku, dan kalimat di awal tadi adalah penyemangatku. Aku merasa mendapat energi besar hanya dari Allah.
Aku sering merasakan lelah, pagi mengurus anak, siang kuliah, malam mengurus pekerjaan rumah, juga sambil online shop. Tapi jika niat hanya karena Allah. Meminta kekuatan darinya. Alhamdulillah, Allah beri jalan.

Tak disangka, aku bisa melewatinya. Bukan aku yang kuat, tapi Allah-lah yang menguatkan.

Banyak juga kita mendengar kisah tentang sebuah kekuatan keyakinan dan do'a. Seringkali kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya belum sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Tetapi ketika kita sudah mulai ikhlas, pasrah dan doa kepada Allah, saat itulah Allah mewujudkan keinginan kita.

Maka itulah, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.


Sabtu, 14 April 2018

Tujuh Belas Tahun

17 tahun.
Sweet seven teen, itulah yang sering kita dengar ketika ulang tahun ke tujuh belas tahun. Dengan mendapatkan KTP, pertanda bahwa masa remaja dimulai.

Usia yang menunjukkan peralihan dari masa kanak-kanak, ke masa remaja. Masa penuh rasa dan mulai egois. Sebenarnya yang aku rasakan pada masa ini adalah masa dimana jati diri mulai terbentuk.

Semangat yang menggebu, kecondongan kita pada suatu hal dan kebiasaan yang baik/buruk bermulai pada masa ini. Jika pada masa remaja, mulai tujuh belas tahun ini sukanya bermalas-malasan, melakukan hal yang kurang bermanfaat, menghamburkan uang, berantem sana-sini, akan membentuk kebiasaan buruk ketika dewasa.

Tapi sebaliknya, ketika mulai pada masa ini, dengan hal dan kebiasaan yang baik, maka pada waktu kedepannya, akan menjadi manusia yang baik.

Seperti misalnya pada masa ini berteman dengan teman yang rajin belajar, ikut organisasi di sekolah, ikut ROHIS, rajin baca, suka ngajarin temen, sopan terhadap guru dan orang yang lebih tua, senang belajar agama, memakai pakaian yang menutup aurat dan banyak lagi.

Menunjukkan kebiasaan yang baik, akan menjadikan kedepannya mudah untuk diarahkan ke hal dan kebiasaan yang baik.

Masa remaja, adalah masa menggebu. Semangat yang dirasa, sangat bisa disalurkan dengan fisik yang ada. Dia merupakan agen perubahan 

Pantas saja presiden Soekarno berkata "Berikan aku 10 pemuda Niscaya akan kuguncangkan dunia."

Pemuda adalah agen perubahan. Jika pemudanya baik, maka akan baiklah sebuah negara, dan sebaliknya, jika buruk, makan buruklah negara itu.

Sangat disayangkan pada zaman ini, pemuda-pemuda ya sengaja dirusak untuk merusak generasi selanjutnya. Seperti istilah sweet seven teen, istilah tentang masa indah tentang kebebasan hidup. Ini sangat salah.

Padahal pada masa ini adalah masa terbaik setiap manusia untuk menuju lebih baik, bukan untuk dirayakan atau berfoya-foya, dengan pacaran, percintaan, jalan-jalan, pergaulan yang tidak baik dan banyak lagi hal yang merusak remaja.

Pengalamanku pada usia tujuh belas tahun, berada dalam penjara suci. Aku sangat bersyukur Allah takdir kan aku berada didalamnya.

Jumat, 13 April 2018

Lukisan Kata Penuh Makna

"Menulis ibarat melukis dengan kata"

Tidak hanya dengan macam-macam warna untuk bisa menghasilkan lukisan yang indah. Tetapi, bisa juga dengan polesan kata-kata, yang membayangi jiwa dan pikiran.

Menulis adalah sebuah karya seni yang indah dan menenangkan. Membawanya ke dunia lain. Mengalihkan dunianya sendiri. Terbang, melayang mengukir kata kata hati.

Menulis adalah obat hati setelah Istighfar dan dzikir. Menulis adalah wadah meluapkan segala rasa dan asa. Membantu menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Yang tak pasti menjadi pasti.

Ada energi positif yang sangat besar saat menulis. Energi yang sangat dahsyat, Menggugah jiwa. Mengetuk hati. Membuka pikiran dan wawasan.

Menulis adalah aktifitas yang mencerdaskan. Mengasah otak untuk mempertajam kekuatan kata. Menguatkan ketetapan hati.

Saat dibaca kembali, alulan pikiran ikut melayang dan terbayang. Lukisan alam bayangan yang selalu terbayang.

Lukisan indah penuh makna💕

Kamis, 12 April 2018

Pelangi Kehidupan

Pelangi penuh warna. Hampir semua warna terwakili didalamnya. Merah, jingga, kuning, hijau, nila, ungu.

Aku teringat anak-anak ketika mendengar kata pelangi. Alangkah senangnya mereka melihat keagungan Allah itu. Indah, cantik, berwarna warni, membahagiakan mata saat memandangnya.

Masya Allah, alangkah indahnya pelangi. Ciptaan Allah yang unik dan cantik. Memperhatikan pelangi memberikan banyak pelajaran kehidupan.

Pelangi datang setelah turunnya hujan yang deras. Ketika hujan, petir menyambar, suara gluduk menggema, suasana menjadi gelap gulita, derasnya air hujan menutupi pandangan.

Perlahan, hujan mulai reda. Cahaya matahari perlahan datang. Perlahan, awan yang hitam berubah menjadi putih. Langit yang gelap menjadi terang. Suara gemuruh rintikanpun hilang. Suasana cerah kembali, terkadang Allah hiasi dengan pelangi yang sangat cantik dan indah berseri.

Begitulah kehidupan. Begitulah ujian dan masalah yang datang. Terkadang, menjadikan kita mendung hatinya. Merasa gelap kehidupannya. Gejolak-gejolak hati dan pikiran yang tak beraturan meliputi.

Tapi, ketika kita mampu sabar, tenang, ikhlas, menyadari bahwa semua akan bisa kita lewati. Perlahan ujian dan masalah itu akan pergi, berganti lembaran kebahagian-kebahagian. Di akhirnya, Allah hadiahi pelangi yang sangat indah, buah dari kesabaran kita. Pelangi yang ibarat sebuah kesuksesan yang Allah anugrahkan kepada kita dari segala perjuangan kita.

Pelangi pelangi..
Alangkah indahmu..
Merah kuning hijau..
Di langit yang biru..
Pelukismu agung..
Siapa gerangan..
Pelangiii
Pelangiii
Ciptaan Allah..🌈🌈🌈

Rabu, 11 April 2018

Nafkah Keluarga

Fitrah dan kewajiban seorang lelaki adalah memberi nafkah kepada keluarganya. Sangat aneh ketika ada lelaki yang tidak mau mencari nafkah dan hanya ingin di rumah saja. Berarti memang dia lelaki pemalas.

"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh Allah telah kelebihan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian lain (perempuan) dan hanya karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka { Q.s. Annisa: 34}

Allah telah melebihkan laki-laki karena telah menafkahkan hartanya. Jikalau tidak menafkahkan hartanya berarti belum menjadi pemimpin yang baik.

Dalam sebuah hadist
"Sesungguhnya, tidaklah engkau memberi nafkah dengan mengharap pahala Allah, kecuali pasti mendapatkan pahalanya, hinggapun sesuap makanan yang masuk mulut istrimu (Mutafaq alaih)

Itulah satu hadist yang menerangkan keutamaan memberi nafkah keluarga. Masih banyak ayat dan riwayat hadist yang lain tentang nafkah seorang suami kepada keluarganya.

Dengan nafkah keluarga, dapat menumbuhkan rasa cinta, membangun kebahagiaan, menegakkan ketaatan, dan menaburkan aroma kesetiaan.

Suami yang saleh dan murah hati, akan memenuhi tuntutan keluarganya sebelum yang lainnya.

Teringat cerita seoarang teman kepadaku, tentang suaminya yang enggan mencari nafkah. Usia pernikahan masih seumur jagung, belum sampai satu tahun. Tapi karena masalah suaminya yang tidak bisa dan tidak mau berusaha menafkahi lahirnya, sangat berpengaruh pada kebahagiaan kehidupan mereka.

Temanku sudah berusaha sebisa mungkin membujuk suaminya untuk mau bekerja, tapi semua belum membuahkan hasil. Diajaknya berdagang dia beralasan nggak bisa, ngajar juga merasa tak punya ilmu, ada tawaran bertani membantu mertuanya tapi dia tidak mau. Terus apa yang ia mau?

Sebelum menikah, memang dia belum mempunyai pekerjaan yang pasti, padahal usianya sudah lumayan tua, tiga puluh tahun. Usia yang sudah susah mengajukan pekerjaan. Padahal awal menikah ia berjanji akan membuat usaha. Tapi ternyata omong kosong.

Maka, sangatlah penting ketika kita memilih calon suami, memilih laki-laki harus yang bertanggung jawab, saleh, bisa menuntun di dunia sampai  syurgaNya. Yang mau berjuang bersama.

Selasa, 10 April 2018

Hati Adalah Sumber Kebaikan.

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak ayat Alquran dan hadist yang menjelaskan tentang hati. Dalam hadits di atas disebutkan bahwa hatilah sumber kebaikan dan keburukan.

Kita bisa melihat kadar keburukan dan kebaikan seseorang dari hatinya. Dan kitapun bisa menilai hati kita dari perilaku kita sendiri. Saat kita lemah iman, malas-malasan, tidak semangat beribadah, banyak kecewa, sedikit, apalagi kalau lagi galau, berarti hati kita sedang tidak baik.

Maka dari itu, segala kebaikan bermula dari dalam hati. Jika kita ingin menjadi pribadi yang baik, yang pertama adalah perbaiki hati. Harus selalu merasa bersyukur, bersabar, melapangkan dada, mengikhlaskan, tenang, damai, senyum, menjalani segala masalah dengan tenang.

Banyak orang mencari ketenangan dengan cara yang salah. Meminum khamr, narkoba, bermaksiat dan lain sebagainya. Padahal itu hanya akan menambah masalah saja. Akan berdampak semakin buruk di dunia maupun di akhirat. Tidak hanya mencelakai diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Padahal, sumber ketenangan hanya dengan mengingat Allah.

Allah berfirman dalam surat Ar-ra'du ayat 13.
"Ingatlah hanya mengingat Allah hati menjadi tenang."

Allah yang menciptakan manusia, ia juga menurunkan tata cara kehidupan yang baik dan benar di dalam Al-Qur'an.
Al-qur'an itu adalah sebagaimana buku panduan yang kita dapatkan saat membeli elektronik. Di dalam buku itu sangat lengkap untuk kita menggunakan nya dengan baik dan benar.

Begitu juga Al-Qur'an, Allah menurunkannya, sesuai fitrah manusia. Untuk solusi segala masalah yang dihadapi di dunia, untuk jalan menuju akhirat yang kekal.

Lagi-lagi hati. Mintalah kepada sang pemilik hati. Sang pembolak balik hati, untuk selalu diteguhkan, diluruskan hati, didamaikan, dilapangkan dan perbaiki hati ini agar selalu dalam kebaikan. Agar selalu dalam keistiqomahan dalam kebaikan.

Hati yang lapang, tenang. Pasti ia selalu mengingat RabbNya. Selalu berusaha mendekatiNya, mengingatNya, memujiNya. Perilaku yang baik, dari hati yang baik. Dari hati yang dijaga RabbNya.

Maka itu, obat hati, obat tenang dan obat bahagia, hanya dengan menambah ibadah kita kepadaNya dengan tulus ikhlas.

"Ya Allah, teguhkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMu.." aamiin ya rabbal alamiin.

Senin, 09 April 2018

Harta dan Anak

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah pahala yang besar."
[Q.S At-tagabun:15]

Terhenyak saat membaca ayat Allah ini. Sesungguhnya harta dan anak-anak adalah cobaan, adalah ujian. Ia akan diminta pertanggung jawabannya nanti di hari akhir.

Sudah untuk apa saja harta kita?
Sudah seberapa besar kita menjaga dan mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya?

Harta dan anak. Adalah amanah yang besar.
Tak semua orang Allah berikan amanah ini. Semua ini adalah titipan Allah yang merupakan ujian untuk kita.

Harta dan anak-anak pun bisa menjadi penolong kita di hari kiamat, jika kita bisa mengatur, menjaga, mengarahkannya untuk keta'atan kepada Allah SWT.

Malu, terkadang, sering kali lupa bersyukur, atas nikmat Allah yang begitu banyak dan besar. Nikmat harta yang jika kita selalu bersyukur, akan Allah tambahkan nikmatnya.

Harta yang jika kita infakkan, akan bertambah berkali lipat. Dan ketika harta kita keluarkan zakatnya, sejatinya ketika itu, kita sedang mengeluarkan kotoran di dalam harta kita. Zakat akan membersihkan harta dan menambah keberkahan.

Begitu juga nikmat anak. Jika kita bisa menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya. Mengarahkan, mendidik, mengajarkan, dan menjadikannya taqwa kepada Allah SWT. Ikhlas dalam mendidik mereka. Sabar dalam segala tingkah laku mereka, InsyaAllah, ganjaran Allah sangatlah besar. Syurga menanti kita.

Ketika sedang merasa sangat kekurangan, tapi ada yang lebih membutuhkan, kita berat mengeluarkan harta kita. Disitulah ujiannya.

Ketika kita sangat lelah, tapi harus tetap menjaga, melayani anak-anak dengan sepenuh hati, disitulah ujiannya.

Setiap ujian itu tidaklah mudah, kecuali kita selalu siap dengan ikhlas, sabar, dan syukur.
Selalu ingat setiap yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya.

Memang, tidaklah mudah menjalaninya. Begitulah cobaan dan ujian dari Allah.

Ayat ini mengingatkan, bahwa harta dan anak-anak adalah ujian dan amanah. Ingat juga, dibalik semua itu selalu ada nilai yang indah saat kita mampu mengerjakannya dengan baik dan benar.



Minggu, 08 April 2018

Lelaki Tergagah

Menurutku, lelaki tergagah adalah lelaki yang sangat ringan tangan dalam membantu istri dan ibunya dalam segala hal. Tanpa diminta dan ikhlas mengerjakannya.

Mendampingi wanita bukanlah hal yang mudah. Karena wanita itu sangatlah unik.
Banyak hadist nabi yang menyebutkan bahwa ringan tangan dalam membantu istri dan berbakti kepada ibu sangatlah mulia.

Menurutku, lelaki tergagah adalah lelaki yang sangat sabar, dapat menenangkan dirinya dan orang lain. Fitrahnya, lelaki itu diciptakan Allah untuk bisa mengontrol dirinya lebih baik dari perempuan. Menjadi pemimpin.

Dan sangat aneh menurutku, lelaki yang tidak sabar, memarahi istrinya, memukul anaknya, membentak di rumahnya, dan berlaku kasar. Menurutku, ketika lelaki melakukan hal ini, dia terlihat sangat lemah dan pengecut, jauh dari kata gagah.

Ketika istri yang mengomel dengan khasnya, menyuruhnya membantu ini-itu, meminta tolong menjaga anak, daan lain sebagainya. Dengan tulus ikhlas suami membantu tanpa mengungkitnya di lain waktu.

Sangat sabar bermain dengan anak, memandikan anak, menyucikan baju, menggosok, menyapu, beberes rumah, membawakan tas, menggendongkan anak saat pergi dan banyak lagi yang dilakukan suami, aku melihatnya sangatlah kuat dan gagah. Tak tertandingi.

Teringat kisah Umar bin Khattab, sahabat Rasul yang terkenal dengan keganasannya, tapi sangat lembut terhadap istrinya.

Alkisah, suatu saat seorang sahabat datang ke rumah Umar, untuk meminta solusi tentang perkara istrinya. Tatkala sampai di depan rumah, sahabat itu mendengar omelan istri umar kepada suaminya, tetapi Umar diam dan menerimanya.

Saat keadaan telah tenang, sahabat itu mengetuk pintu rumah Umar, dan berbincang dengannya. Ia menjelaskan maksud kedatangannya adalah untuk melaporkan tentang isterinya yang selalu mengomelinya.

"Tetapi saat sampai di depan rumah, aku mendengar, kaupun di berlakukan sama seperti yang istriku lakukan kepadaku." Kata sahabat itu kepada umar.

"Wahai sahabatku, ketahuilah, bahwa banyak sekali yang isterinya lakukan untukmu, anak-anakmu dan keluargamu. Biarlah dia meluapkan segala emosinya, bila itu masih baik. Ia sudah lelah menyiapkan makanan, membereskan rumah, menjaga anak-anak, dan banyak lagi yang ia lakukan. Tidak mengapa terima saja. Omelannya hanya sebentar dan ia akan segera lupa." Terang Umar bin Khattab kepada sahabatnya yang ingin mendapat solusi darinya.

Masya Allah, sungguh, Allah ciptakan lelaki dan perempuan untuk saling melengkapi, memahami. Umar yang sangat keras dan kuat fisiknya, tapi sangat lembut terhadap istrinya. Dengan begitu, Umar tidak terlihat lemah, tetapi menjadi contoh lelaki tergagah yang sejati.

Sabtu, 07 April 2018

Komunikasi Dalam Keluarga

Dalam keluarga, tak hanya ada suami dan istri. Tapi ada anak, kakak, adik, orangtua, saudara, kakek, nenek, om, tante dan lainnya.

Lagi-lagi, komunikasi yang baik adalah solusi utama untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Komunikasi yang efektif, saling memahami dan mengerti, membuat hidup berkeluarga akan semakin nyaman. Apalagi ketika baru berkeluarga, berkumpul dengan keluarga baru. Komunikasi harus nyaman dan efektif.

Seperti aku, yang berasal dari suku Jawa. Sedangkan suamiku dari suku Betawi. Jawa dan Betawi sangat berbeda adat istiadatnya. Jawa dengan kesopanan dan perkataan lembutnya. Menghormati yg lebih tua dengan menundukkan kepala. Memanggil seseorang dari jarak dekat dan suara yang ringan, dan lain sebagainya.

Sedangkan suku betawi, sudah biasa berkata dengan suara keras dan ceplas-ceplos. Dan itu membuatku harus banyak beradaptasi, memahami, dan banyak berkomunikasi dengan baik. Agar tak ada salah faham diantara kami.

Suamiku anak terakhir, mengharuskanku tinggal bersama mertua. Tidak mudah beradaptasi disini. Banyak perjuangan, dan pelajaran yang bisa aku ambil, dalam kehidupan, tentunya dalam keluarga.

Awal aku tinggal disini, tak sedikit air mataku yang mengalir karena belum adanya saling pengertian diantara kami. Mertuaku yang senang sekali disapa, diajak ngobrol, dibereskan rumahnya, dan sebagainya, membuatku harus memahami keadaan yang diinginkan.

"Mungkin aku jarang menyapa ibu mertua." Pikirku dalam hati.

Akhirnya, sedikit demi sedikit aku belajar membangun komunikasi dengan mertua secara efektif. Aku sapa saat beliau melalukan kegiatan apapun, misalnya masak,
"Umi, lagi masak apa?" Tanyaku basa-basi.

"Umi lagi apa?"
"Umi udah makan?"
"Umi lagi pusing?"
"Ada yang bisa dibantu mi?"

Dan pertanyaan lainnya, yang mengacu dalam interaksi sapa menyapa. Membuka komunikasi yang baik.

Manusia adalah makhluk sosial, selalu butuh komunikasi untuk bisa saling mengerti dan memahami.

Jumat, 06 April 2018

Komunikasi Dalam Rumah Tangga

Komunikasi dalam rumah tangga sangatlah utama dan penting. Ia merupakan  solusi yang membuat rumah tangga menjadi harmonis.

Bagaimana tidak, dengan komunikasi, kita akan mengetahui keinginan dan kebutuhan satu sama lain. Kita bisa menemukan solusi dari keinginan kita masing-masing.

Tapi, terkadang membangun komunikasi bagi sebagian orang tidaklah mudah. Entah karena egois, atau malas bicara, atau malu, nggak enakan, gengsi, dll. Padahal suami istri itu, tidak ada lagi yang harus ditutupi. Mereka harus saling terbuka satu sama lain tanpa pembatas apapun.

Bagi laki-laki, tidak mudah untuk menerima setiap permintaan pasangannya, apabila hanya di utarakan dengan "kode" yang tidak jelas. Misal, sang istri ingin dibantu pekerjaan rumahnya, tapi sang istri tidak langsung mengutarakan dengan jelas, ia hanya berkata kepada suaminya;
"Bang, aku capek deh, cucian segunung, kamar tidur berantakan sama anak-anak, gosokan juga, belum kesentuh."

Bagi suami, mungkin ini hanya sebuah curcol IRT biasa. Ia menanggapinya hanya dengan anggukan saja. Padahal sebenarnya, dibalik kata-kata itu, sang istri ingin suaminya membantu meringankan pekerjaanya. Tapi jawabannya tidak sesuai dengan keinginan.

Itu berawal dari komunikasi yang kurang lancar, dan baik. Sebagai istri, kita harus memahami segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita, begitupun sebaliknya.

Kita hanya mengutarakan keinginan kita dengan jelas kepada pasangan kita, contoh dengan kasus tadi;
"Bang, bolehkah aku minta tolong abang membersihkan kamar tidur? Agar aku bisa membersihkan rumah lebih cepat."

InsyaAllah, dengan komunikasi yang jelas, dan keterbukaan satu sama lain, tak ada lagi masalah hati diantara kita. Segala apapun yang dirasa, yang dimau, utarakanlah pada pasangan kita. Untuk mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang dihadapi.

Kita diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Untuk menjadi pakaian yang akan menutupi aib satu sama lain. Untuk menjadi satu kesatuan, satu hati yang tak bisa dipisah dengan apapun.

Maka dari itu, membangun komunikasi, sangatlah utama dan penting dalam rumah tangga. Untuk memahami, memiliki, merasakan dan berbagi apa yang kita rasa.

Kamis, 05 April 2018

Perjalanan Penuh Cobaan

Aku teringat oleh seseorang yang bertanya tentang waktu perjalanan dengan berjalan kaki dari daerah rumah ku tepatnya di Pancoran ke arah Kalimalang.

Sore itu, aku baru sampai rumah dari sebuah acara. Aku bersama anak dan suamiku, sedang bermain di depan rumah mengisi waktu sore. Tiba-tiba datang seorang bapak bertanya kepada suamiku,

"Maaf pak, mau tanya, kira-kira perjalanan dengan berjalan kaki dari sini ke daerah kalimalang berapa lama ya? Apakah isya' sudah sampai?" tanya bapak itu.

Waktu dia tanya kurang lebih jam lima sore. Sontak, aku dan sumi terheran-heran dengan pertanyaan bapak itu. Berfikir, jaman sekarang mana ada yang mau jalan kaki, kan sudah banyak transportasi umum.

Kami lihat dari penampilan bapak ini, tidak menunjukkan orang yang tidak mampu.

"Bapak mau kemana, ko' jalan kaki?" tanya suamiku menanggapi pertanyaan bapak itu.

"Ia nih pak, saya bersama istri dan enam anak saya mau pulang ke gresik dari depok. Awalnya kami dari depok naik angkot ke terminal depok, mau ke arah pulo gadung untuk naik bis, tapi qadarullah kecopetan di terminal depok. Jadi kami ubah jalur pulangnyadengan jalan kaki ke arah kalimalang, katanya disana banyak truk yang bisa di tumpangi." jelas bapak itu, sambil menunjuk ke arah istri dan keenam anaknya yang sedang duduk di pinggiran jalan.

Benar saja, kami melihat ada seorang ibu menggendong bayi bersama lima kakaknya. Tiga kakak pertama menggendong tas gunung yang sangat besar. Dan dua saudara dibawahnya saling mengawasi satu sama lain.

"Dari teminal depok sampai kesini bapak naik apa?" tanya suami penasaran.

"Jalan pak, kami berdelapan jalan bersama-sama dari sana, sudah sampai sini kami bertanya kepada bapak. Ini anak saya masi bayi empat bulan. Alhamdulillah, tadi ada yang memberi kami minum di masjid." kata bapak itu. Istrinya pun yang sedang menggendong bayi menghampiri kami.

Sungguh, kami percaya tidak percaya. Perjalanan yang penuh pejuangan.

Kami bertanya, tentang perjalanan mereka ke depok, untuk apa? Dan mengapa sampai seperti ini.

Ternyata, ini adalah perjalanan awal mereka ke depok. Bapak ini tinggal di rumah warisan orang tuanya di Gresik. Niat mereka datang ke Depok adalah untuk bertemu sang kakak bapak ini, karena telah menggadaikan rumah warisan di gresik yang sedang mereka tempati.

Setiap hari, dekoleptor menagih hutang dan ingin menyita rumahnya. Sang dekoleptor ingin bertemu dengan sang kakak. Bapak ini dan keluarganya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Sang bapak ini hanya bekerja sebagai petani garam, terkena imbas dari masalah sang kakak. Mereka berinisiatif mendatangi kontrakan kakaknya di depok.

Sebelumnya, bapak ini sudah menelpon kakaknya, tapi tidak pernah di angkat, atau tidak nyambung. Akhirnya, langsung saja bapak ini menghampiri kakaknya didepok, dengan modal seadanya dan membawa semua keluarganya.

"Tidak mungkin ditinggal, karena setiap hari ada dekoleptor yang menagih hutang, kasian anak-anak." kata bapak itu, saat kami tanya, mengapa semua anaknya dibawa.

Sedihnya lagi, bapak ini bersama keluarganya tidak bertemu dengan kakaknya didepok. Mereka sudah menunggu dari hari selasa hingga minggu, sang kakak belum juga datang.

"Kami tidak bertemu kakak. Setiap di telpon nggak pernah diangkat dan rumah kontrakannya pun di kunci, jadi kami tidak bisa masuk. Alhamdulillah, di dekat situ ada kantor kecamatan, dan orangnya baik. Mereka mempersilahkan kami tinggal di musholahnya" cerita bapak itu, saat kami tanya tentang pertemuan dengan kakaknya.

Masya Allah, alangkah perjalanan yang penuh cobaan untuk bapak itu dan keluarganya. Niat awal untuk menyelesaikan masalah, tapi Allah beri cobaan lagi.

Sejatinya, cobaan itu untuk menaikkan derajat seseorang. Allah mengujinya, agar ia semakin kuat.

Dari perjalanan bapak ini bersama keluarganya, mengajarkanku untuk banyak bersyukur. Cobaan yang sedang kita jalani, tidak sebanding dengan cobaan yang bapak ini rasakan.

Kita harus kuat dan selalu bersyukur dengan segala yang Allah berikan. Perjalanan kehidupan sangatlah panjang. Jadikan sabar dan sholat sebagai jalan yang utama.

Rabu, 04 April 2018

Pigura Yang Memanggilku

Rumah orangtuaku adalah rumah masa kecilku yang penuh kenangan, rumah yang selalu kurindu untuk selalu berada didalamnya. Rindu dengan penghuninya, Rindu berkumpul bersama didalamnya.

Didalam rumah itu, ada dua buah pigura yang terpajang di ruang tengah dan ruang tamu. Entah mengapa, setiap ku melewati dua ruangan itu, dengan reflek kepalaku nenoleh dan memandangi wajah yang ada di dalam figura itu, seakan pigura itu memanggilku.

Didalam figura itu, ada beberapa wajah yang terlihat, tapi hanya satu wajah yang seakan selalu ingin aku sapa, seakan ingin selalu kulihat setiap harinya.

Dua figura itu, adalah foto keluargaku. Figura yang berada di ruang tengah adalah foto keluargaku kira-kira tujuh tahun lalu. Dan figura yang berada di ruang tamu adalah foto keluarga, saat aku menikah.

Aku adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ada delapan wajah dalam figura di ruang tengah dan sembilan wajah dalam figura di ruang tamu. Dalam foto di ruang tengah, aku sedikit menjinjitkan kakiku, agar tampak badanku lebih tinggi dari adikku.

Tak bisa dipungkiri, tinggi badan aku dan adikku yang usianya hanya berjarak dua belas bulan pas, membuat tinggi badan kami hanya berjarak beberapa cm saja. Aku selalu dibuat tersenyum ketika melihat foto dalam figura itu.

Akhir-akhir ini, kedua figura itu seakan memanggilku untuk memandangnya, walaupun hanya sekejap. Seakan dia menyuruhku untuk memandanginya.

Tetapi, saatku menolehnya, hanya satu wajah saja yang selalu ingin kupandang. Wajah itu adalah wajah adikku yang usianya hanya berjarak dua belas bulan denganku.

Seakan ia berkata, bahwa ia akan selalu ada. Akan selalu bahagia bersama. Akupun saat memandangnya, merasakan kehadirannya selalu didalam rumah. Keramahannya, canda tawanya, usilnya, cerianya, selalu terbayang dan terdengar didalam rumah.

Aku merasa, dia selalu ada. Selalu hadir, dan meyakinkan bahwa kita akan bertemu lagi. Kita akan berkumpul bersama lagi. Bercanda tawa bersama lagi. Walau jiwa raga kita terpisah, namun hati ini selalu mengingatnya, mendoakannya, dan merasakan kehadiran dari segala kebaikan dan segala kenangan indah bersamanya.

Sejak kepergiannya,
Seakan dua pigura itu memanggilku, mengajakku untuk mengingat masa-masa indah bersama.
Setiap kepalaku reflek menoleh ke arah pigura itu, seakan ia memanggilku, mengingatkanku agar selalu mendoakannya, dan ikhlas dengan keperginya.

Kau selalu ada dihatiku dik, mbak mencintaimu karena Allah. Doa kami selalu menyertaimu💓

Selasa, 03 April 2018

BANGUN CINTA

Bangun cinta.
Pernahkah kau merasakannya?

Iya sangat berbeda dengan rasanya jatuh cinta.
Jatuh cinta amatlah menyakitkan, meninggalkan luka yang sulit disembuhkan, bahkan lebih sulit dari luka jatuh dari manapun.

Bangun cinta.
Sangat indah saat membangunnya, memupuknya, menumbuhkan cinta karena-Nya.

Bangun cinta.
Ia, aku pernah mengalaminya. Yang dengannya, kini aku merasakan betapa nikmatnya cinta, indahnya cinta. Cinta karunia illahi.

Bangun cinta.
Aku membangunnya, setelah ijab qabul terucap untukku. Aku membangunnya atas dasar kecintaanku pada Rabbku. Sungguh, aku merasakan cinta yang sesungguhnya.

Bangun cinta.
Ia akan bersemi pada waktunya. Akan berbunga setiap waktu. Akan memahami di setiap keadaan. Akan selalu membuat sabar dan syukur.

Bangun cinta.
Inilah awal mula kisah cintaku. Memulai mencintai dengan menanam, memupuk, hingga ia tumbuh indah, kuat dan kokoh. Nampak bunga-bunga tumbuh indah yang semerbak wanginya.

Bangun cinta.
Ini kisah cintaku, bersama kekasih hatiku. Aku mencintainya bermula dengan membangun cinta. Aku belum mencintainya saat ia belum mengucapkan janji suci kepadaku.

Bangun cinta.
Aku membangun cinta, menumbuhkan cinta, hingga cinta ini akan selalu bersemi di hati, dan selalu bersemi di dunia dan di akhirat.

Saat jatuh cinta, bangunlah dari rasa itu. Sadarlah, bahwa cinta yang hakiki adalah Cinta Kepada Allah dan Karena-Nya. Yang akan menumbuhkan, dan mengokohkan, juga menghasilkan bunga dan buah yang istimewa.

Bangunlah Cinta Kepada dan KarenaNya💕💜

Senin, 02 April 2018

TEMAN PERTAMA

Seseorang yang saat ia lahir, akulah teman pertama nya. Seseorang yang selalu bersamaku di waktu kecil. Seseorang yang banyak memahamiku, berbagi denganku, bercerita, belajar bicara bersama, makan bersama, sekolah, bahkan tidur pun selalu bersama.

Teman masa kecil yang setiap harinya tak pernah absen untuk bermain bersama. Tak pernah absen untuk bercanda bersama. Sekolah kami selalu bersama, dari TK, SD, SMP sampai ia SMA kelas satu. Dia pindah sekolah ke jogja.

Seseorang itu adalah adikku. Rofa lina fa'izah. Namanya akan selalu kukenang, sepanjang hidupku. Dia yang paling berjasa menemani masa kecilku. Saat aku beranjak remaja, dia adalah tempat curhat terbaikku.

Dia, sangat pandai menjaga hati. Sangat pandai pengertian pada orang tua. Pandai menjaga perasaan orang lain juga perasaannya. Dia sangat baik budi pekertinya. Ringan tangan untuk berbagi, memberikan saran yang solutif dan baik, selalu senyum, dan riang gembira.

Dia, adikku, banyak sekali keistimewaan yang ada dalam dirinya. Yang aku, bahkan adikku yang lain tidak punya. Dia paling berbeda, yang selalu menakjubkan.

Saat aku menikah, mungkin dia sangat kehilanganku, yang selama ini selalu bersamanya. Tapi dia selalu bisa memberi pengertian yang berlebih. Aku sangat ingin, agar dia juga segera menikah.

Saat ia sudah siap untuk menikah, ternyata  pasangannya bukan di dunia, ia lebih pantas mendapatkan bidadara syurga. Allah takdirkan ia kembali kepadaNya, saat usia dua puluh satu tahun.

Ia seorang hafidzoh yang sangat baik. Menjadi guru qur'an, pecinta alam, pandai memasak, menjahit, aah jadi rindu jika mengingatnya. Beberapa bulan sebelum ia di panggilNya, ia sempat dipanggil ke rumah Allah di makkah, Masya Allah.

Aku menjadi saksi bahwa rofa adalah adikku yang baik hati, selalu pengertian dan sayang orang tua. Pandai menjaga dirinya, akhlaqnya, agamanya.
Semoga kau disisi Allah yang terbaik adikku- aku selalu merinduimu.

Minggu, 01 April 2018

Antara Cinta dan Mesir

"Tenang sayang, Allah akan menjaga mu, dan anak- anak kita." Pesan singkat penguat darinya, sebelum cek in pesawat.

Aku sangat keberatan dengan kepergian tugasnya ke Mesir selama tiga puluh hari atau tepat satu bulan itu. Ini kali pertamanya, ia akan meninggalkan ku selama satu bulan.

Dia, yang selama hampir lima tahun menjadi suamiku, kekasih hatiku, harus pergi sementara waktu. Memenuhi tugasnya menemani muridnya student visit ke Mesir.

Kesempatan sangat berharga baginya, bisa bersinggah ke negeri Kinan itu dengan fasilitas gratis. Tugasnya, mendampingi anak-anak, mengingatkan dan mengatur kesehariannya. Tidak mudah memang, butuh kesabaran yang kuat.

Suamiku adalah seorang guru di sekolah swasta yang berada di Jakarta. Student visit ke luar negeri adalah program tahunan sekolah untuk siswanya.

Aku dan suamiku, jarang dipisahkan oleh jarak jauh dalam waktu yang lama. Jakarta-Mesir, tiga puluh hari, adalah pengalaman pertamaku tentang jarak dan cinta.

Selama tiga puluh hari itu, adalah libur akhir tahun. Yap, kali itu, aku berlibur bersama dua buah cinta tanpanya.

Tiada hari tanpa bertukar kabar, video call, pastinya saling mendoakan di setiap waktu. inilah antara cinta dan mesir. Walau jauh raga, tetap dekat dihati.

Aku banyak belajar bertanggung jawab, tegar, sabar, bersyukur, peduli dan lebih mandiri dari jarak ini. Aku seorang IRT mahasiswi yang belum mempunyai PRT tetap, harus berjuang lebih kuat membersamai buah hati tanpa ayahnya.

Anak-anak adalah tanggung jawabku, aku benar-benar bisa banyak belajar menjadi ibu yang mandiri. Selama suami ke Mesir, aku juga pergi ke Cirebon, untuk rihlah keluarga. Ke Jogja, untuk silaturahim ke rumah Mbah. Ke Lampung, main kerumah orangtuaku. Selama perjalanan,aku ditemani adik perempuanku. Perjalanan yang tak mudah tanpa ayah anak-anak.

Cinta dan jarak, mengajarkanku untuk saling menjaga dalam cinta, memupuk rindu, mengingatkan tentang indahnya bersama, menguatkan diri, mandiri, saling mendoakan, menguatkan, menjaga kepercayaan, melatih kesabaran, kesyukuran dan keimanan.

Bukankah pertemuan setelah perpisahan adalah hal yang indah,?
Bunga indah tumbuh dengan pupuk rindu, dan kupu-kupu datang mewarnai hari.

Taman cinta terwarnai setelah musim yang berganti.

Jarak antara Allah dan hambaNya, digambarkan dalam Al-Qur'an sangatlah indah.

Dalam (Q.S Al-Baqarah: 186)
Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.

Walau jauh di mata, Allah selalu ada di hati kita, Ia selalu membersamai kita, dimana pun kita berada.

Jarak, tak akan memisahkan hati yang saling menyatu.

Sabtu, 31 Maret 2018

TAARUF (End)

Mau apa mbak mahar nya,? Ini si abang Ali
(panggilan umi untuk calon menantunya) SMS umi." kata umi kepadaku.

"Hmm.. Apa ya mi," sahutku.
Padahal didalam hati, hatiku masih selalu bertanya, 
"Apakah benar, aku akan segera menikah?" pikir hatiku.

"Ini jawaban dari do'amu tin, bersyukurlah."
Aku selalu mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri.


"Mahar yg paling baik itu adalah yang paling ringan dan tidak menyusahkan. Begitu kata nabi." 
Kata-kata umi ini menyadarkanku dari lamunanku.

"Aku mau hafalan surat Ar-rahman dan seperangkat alat sholat mi." kataku, menjawab pertanyaan itu.

Mengapa aku pilih hafalan surat Ar-rahman yang utama?
Karena aku ingin, dengan hafalan surat Ar-rahman, menguji kesiapan dia bersamaku. Membaca hafalan didepan umum, apalagi saat khitbah adalah perkara yang bisa membuktikan kalau dia hebat dimataku.

Karena surat Ar-rahman, mengingatkanku tentang ciptaan Allah dan karuniaNya, agar kita selalu bersyukur. 
Surat Ar-rahman sangat indah didengar, kata-katanya indah bak puisi yang romantis. Dan banyak segudang alasan aku memilih surat Ar-rahman untuk menjadi maharku.

Aku rasa, hafalan surat ini tidak berat, apalagi dia sudah pernah menghafalnya, insya Allah tidak memberatkan.

Selama proses perkenalan-taaruf-khitbah-akad. Aku selalu shalat istkhoroh untuk kemantapan hatiku, dan itulah yang Rasul anjurkan.
Shalat istikhoroh sangat penting dan berpengaruh untuk hati, kemudahan proses, kemantapan, dan segala nya menuju pernikahan.
Proses demi proses, persiapan demi persiapan, telah dilalui. Pemantapan hati, segala persiapan hari sakral itu, seperti panitia, tenda, panggung, prasmanan, undangan dan lain sebagainya telah siap. Dan tibalah hari yang akan mengubah statusku itu.

25 Agustus 2013.

"Saya nikahkan, anak perempuan saya yang bernama FATHIN AULIA SHOLEHAH dengan maskawin 
 hafalan surat Ar-rahman, Emas 5gram dan seperangkat alat sholat, dibayar tunai.!"


"Saya terima nikah dan kawinnya, FATHIN AULIA SHOLEHAH binti AGUS SUGIANTO dengan maskawin tersebut, di bayar tunai.!"

"SAH?" kata penghulu meyakinkan.

"SAAAAAH" kata para hadirin membalas.

"Al-faaatihah,!"

Hari itu, menjadi hari terindahku. Kini aku sudah bertemu jodohku. Qadarku bersamanya telah Allah tetapkan.

Fathin Aulia Sholehah dan Muhammad Nur Ali.
Alhamdulillah, Jodoh syurga ku telah membersamaiku di hari ini dan seterusnya. Diusiaku delapan belas tahun. Bersama dia yang berusia dua puluh tiga tahun.

Hampir lima tahun sampai hari ini kita bersama, dengan dua buah hati dan satu calon buah cinta di dalam perutku. Semoga kita semua selalu sehat, menjadi hambaNya yang bertakwa serta selalu dalam ridhoNya. Allah selalu kumpulkan kita bersama di Dunia dan di Akhirat. Aamiin yaa rabbal'alamiin.

Sungguh, perjalanan taaruf sangat indah. Ia menjaga batasan-batasan kita dalam syariatnya. Perjalanan menuju pernikahan yang terjaga, tak ada yang tersakiti, jika memang belum takdirnya. Kita harus selalu yakin bahwa ini adalah takdirNya yang terbaik untuk kita.

Selalu berdoalah, karena doa kunci kekuatan dari Allah. Bentuk segala hasil dari ikhtiyar kita.
Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu. Jagalah hati, maka hati akan jernih, Allah akan kirimkan pengeranmu segera untuk memiliki hatimu.

Sabarlah, percayalah. Jangan nodai hati. Jangan main hati. Semua akan indah pada waktunya.
Jika kau sudah siap menikah, datanglah kepada guru ngaji kita, mohon ia carikan jodoh yang terbaik. Percayalah sama dia, mohon bimbingannya.

Jangan banyak taaruf dalam satu proses, karena akan menghilangkan keberkahan, dan menyulitkan proses kedepannya.

Bismillah, mohon selalu sama Allah, laa haulaa walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azdiim.

Jumat, 30 Maret 2018

TAARUF (Part 4)

Tibalah saat calon suami datang, bersama keluarga nya, tiga orang kakak dan kedua orang tua. Calon suami ini adalah keluarga besar, memiliki lima belas saudara. Tetapi, Hanya tiga kakak yang mewakili.
Sebelumnya, aku sudah pulang kerumah dari Jakarta seminggu sebelum rencana pertemuan ini berlangsung.
Kami menyambut hangat kedatangan mereka. Tetangga yang melihat, sepertinya punya firasat, bahwa ada tamu spesial yang datang.

Orang tuaku belum memberi tahu tetangga, untuk menjaga proses, agar berjalan aman. Hanya satu tetangga yang diundang untuk mewakili tetangga.
Pertemuan tidak berlangsung lama, berbicara tentang keseharian, perkenalan, dan panjang lebar. Calon suamiku tidak banyak berkata, maklum dia anak terakhir. Kakaknya yang menjadi ketua RW di daerah rumahnya lah yang lebih banyak bercerita.

Awalnya mereka banyak bertanya, dan menyatakan niat kedatangan kerumah kami, hanya untuk silaturahim mengenal lebih dekat. Tetapi ternyata abiku memancing untuk langsung menentukan tanggal nya saja, dengan niat agar tidak bolak-balik Jakarta-Lampung.
"Niat kedatangan kami, untuk silaturahim, mengenal lebih dekat dan sekalian jalan-jalan, maklum orang betawi nggak punya kampung." kata calon kakak iparku saat itu.
"Alhamdulillah, kami terima kedatangan nya di Lampung. Terima kasih sudah meluangkan waktu nya bisa silaturahim kesini. Kalau begitu, bagaimana kalau langsung saja kita tentukan tanggal." kata abiku menjawab pernyataan calon kakak ipar.

Sontak kami dan tamu pun terkejut mendengarnya. Mungkin mereka hanya niat silaturahim, tapi sudah di ajak untuk langsung tentukan hari pernikahan.
"Kalau sudah sama-sama ia, tidak usah lama-lama lagi" lanjut Abi.
Alhamdulillah, setelah pertemuan itu, dapatlah di tentukan hari H. Terhitung dari hari khitbah sampai hari H, berkisar satu bulan satu minggu. Masya Allah, Alhamdulillah Allah mudahkan prosesnya.

Dalam proses selanjutnya, yang banyak berkomunikasi adalah orang tuaku dengan calon suamiku. Aku sama sekali tidak ada komunikasi dengan nya sampai hari akad berlangsung.
Sungguh, kuasa Allah, proses yang indah, saling menjaga karena Nya.

Segala persiapan untuk hari H, kami persiapkan dan selalu komunikasikan lewat orang tua. Kali ini tugas ibu sudah selesai, mengantarkan calon suami keproses yang lebih serius, yaitu bertemu orang tuaku.

Kamis, 29 Maret 2018

TAARUF (Part 3)

Saat nadzor, adalah waktu yang sangat bersejarah bagiku. Aku melihat calon suami ku pertama kali secara langsung. Perasaan berdebar, dan selalu ada pertanyaan dalam hati saat melihatnya, 
"Apakah dia benar akan menjadi suamiku?." Pikirku saat itu.

Kami berempat bertemu di rumah kenalan ibu yang kebetulan sedang tidak dipakai. Aku memperhatikan gerak-gerik calon lelakiku.

"Hmm.. Dia lumayan lucu, duduk menunduk, sesekali menutup wajah dengan lengannya, sambil curi-curi pandang. Mungkin ghodul bashor. Tapi, lucu juga tingkahnya, Hihi." pikirku dalam hati.

Aku yang biasanya malu melihat laki-laki yang belum ku kenal, ini malah berbalik, aku sok PD, dan merasa tidak bersalah memandangnya berkali-kali.
 "Kesempatan nadzor, lagian dia juga malu-malu ngeliatnya," lagi-lagi hati ku berbicara sendiri.
Aku menyimpulkan, dari pandangan pertama dan selanjutnya, dia orang yang baik, lumayan ganteng, sepertinya sholeh, boleh laah, nggak ada masalah.

Pertemuan nadzor itu hanya berkisar setengah sampai satu jam. Nggak lebih. Biodata dia sangat lengkap, sehingga bingung membuat pertanyaan untuknya. Begitu pula dia, sudah sangat percaya pada guru ngajinya, sehingga dia yakin untuk melanjutkan proses ini.

Alhamdulillah, proses nadzor lancar. Pada saat nadzor ini, kita berhak menanyakan apapun kepada calon kita yang belum jelas dan kita ingin ketahui. Kita harus jujur memberikan semua informasi, agar kedepannya setelah pernikahan tidak ada yang menyesal. Kita sudah sama-sama tahu.
Proses nadzor juga adalah hal yang paling berkesan, karena kita bisa melihat langsung, calon pasangan kita, kita bisa menilai dari fisiknya, cara bicaranya dan banyak lagi pada saat nadzor. Pergunakan sebaik mungkin, untuk mencari info yang membuat kita mantap.

Kenapa? Karena kita belum pernah kenal sebelumnya, belum pernah bertemu, bahkan bertegur sapa, atau mungkin chat di sosial media. Ini pertama kali, dipertemukan oleh orang yang mengenalkan kepada kita.
Calon suamiku ini adalah orang yang pandai menjaga perasaan. Ia tak ingin hatinya tersakiti ataupun menyakiti ku. Ia tak ingin chat atau SMS apalagi menelponku. Ia tak ingin hati kami ternodai hingga ijab kobul terucap. Masya Allah, makin yakinlah hatiku.

Selama ini, kabar apapun tentang proses taaruf antara kami melalui ibu, dan ibu langsung berkomunikasi ke dia. Jadi belum ada hati di antara kami, yang ada saling menautkan hati dengan do'a dan istikhoroh, agar Allah jodohkan.
Setelah nadzor, calon suami mengabarkan akan silaturahim kerumahku di Lampung bersama keluarga nya dua minggu lagi. Orang tua ku mempersiapkan dengan baik untuk kedatangannya dirumah. Sepertinya mereka sudah benar-benar siap mempunyai menantu.

Tibalah saat calon suami bersama keluarga nya datang ke Lampung. Calon suami ini, betawi asli. Dan berkeluarga besar. Dia bersama tiga kakak dan kedua orang tuanya datang dengan satu mobil. Mereka menanggap silaturahim ini juga sebagai rihlah keluarga.

Mereka berangkat malam hari, dan pagi hari sudah sampai di Lampung. Kami sudah menyiapkan kedatangannya dari pagi. Tapi ternyata mereka istirahat dulu sebelum sampai ke rumah. Sungguh penantian yang sesuatu.

Rabu, 28 Maret 2018

TAARUF (Part 2)

Akhirnya, karena aku bingung apa saja yang harus aku tulis dalam biodataku, aku bertanya kepada ibu, tentang isi biodata untuk taaruf ini.

"Nama Lengkap :
Nama panggilan :
Tempat Tanggal Lahir:
Hobi :
Aktifitas:
Motto hidup:
Riwayat pendidikan :
Organisasi : 
Tentang keluarga : 
Kriteria suami : 
Dan lain lain...
Kurang lebih seperti ini Fathin, nanti kalau ada yang perlu di lengkapi silahkan ya."

Begitu jawab ibu, saat aku tanya lewat pesan WhatsApp.

Bismillah, malam itu langsung aku kirimkan biodata ku kepada ibu.
Entah mengapa, jadi ada rasa harap cemas, ada rasa harap, padahal tidak terlalu niat di awal.
Satu hari, dua hari, tiga hari hingga seminggu berlalu, belum ada kabar kelanjutan, lanjut atau tidak proses ini. Aku kira hanya butuh satu sampai tiga hari sudah ada kabar, ternyata tidak.

Seminggu berasa satu tahun. Benar-benar penantian penuh harap itu berat. Setelah seminggu tak ada kabar, akhirnya aku putuskan untuk menganggap proses ini selesai sampai sini.
"Aku lupakan dan aku rasa, mungkin jodohku belum datang waktu dekat ini," pikirku waktu itu.

Tiba-tiba, pada hari ke sepuluh. Pasca penyerahan biodata itu, ada pesan masuk ke WhatsApp ku dari ibu.
" Fathin, mau nomer HP orang tua Fathin ya," pesan WA dari ibu tiba-tiba.
"Untuk apa ibu?" Tanyaku penasaran, dibarengi perasaan tak menentu.
Ada apakah ini? apakah ini kelanjutan dari proses kemarin.?
 Padahal aku benar-benar sudah melupakan tentang itu.
"Nanti Fathin akan tahu." Jawab ibu singkat.
Aku menurut saja, langsung aku kirimkan kontak kedua orang tua ku kepada ibu.
Memang, sejak awal proses penyerahan biodata, aku tidak cerita kepada siapapun, termasuk orang tua ku sendiri. Ibu berpesan, agar proses ini di rahasiakan dulu, sampai prosesnya sudah deal.
Untuk apa? Agar lebih terjaga hati dan proses nya.

Ternyata dugaan ku benar, ini jawaban dari proses sepuluh hari lalu. Laki-laki itu mau melanjutkan proses ta'aruf dengan ku.
Inilah awal proses ta'aruf dimulai.
Ku telpon umiku. Inilah awal kali aku memberi tahu umi tentang proses ini. Ternyata umi sudah dikabari lebih dulu dari ibu. Orang tua ku bahagia juga terharu, anak sulungnya akan segera dipinang.

"Kalau yang datang sholeh, baik, bertanggung jawab, ingin apa lagi?" Kata umi, tanda mendukung ku untuk melanjutkan proses ini.
"Iya umi," jawab ku pasrah, kala itu.
Sebelumnya, memang umi suka bercanda dengan ku.
"Kalau dalam waktu dekat ini ada lelaki yang datang, dan mau menikahimu, nggak apa-apa." kata umi

"Aah apalah umi ni, aku kan masih kecil," jawabku polos, belum terpikirkan ke arah sana.

Ternyata, ucapan adalah doa. Tahun itu juga, Allah bukakan jalan untuk bertemu jodohku.
Setelah sepuluh hari itu, dan dibarengi kabar akan dilanjutnya proses taaruf ini, barulah, ibu kirimkan biodata laki-laki itu kepadaku dan orang tua ku.
Ibu sangat menjaga kerahasian data laki-laki itu kepada ku sampai benar-benar akan dilanjut proses nya. Untuk apa? agar aku lebih terjaga dari apapun yang belum pasti.

Biodata lelaki itu sungguh lengkap!. Delapan halaman total keseluruhan nya. Terdapat visi misi rumah tangga, aktifitas hariannya, hingga aktifitas orang tua dan keluarga nya.
Orang tua ku, sangat setuju dengan lelaki ini, karena visi dan misi nya sangat cocok dengan keluarga kami.

Setelah kami saling mengetahui biodata satu sama lain, proses selanjutnya adalah nadzor yaitu bertemu dan bertatap muka dengan di dampingi pemfasilitas ta'aruf, aku bersama ibu, dan laki-lakinya bersama teman yang dipercayanya. Disana waktu untuk menanyakan hal yang belum jelas dan yang ingin ditanyakan.
Di waktu ini juga, kita masih boleh memutuskan untuk lanjut tidaknya proses taaruf.

Karena biodata laki-laki ini sangat jelas, tidak ada pertanyaan lagi dariku. Dari pihak laki-lakinya pun merasa biodataku sudah jelas, jadi waktu itu kami hanya bertemu dan bertanya sangat sedikit dan cepat selesai.
Orang tua ku tinggal di Lampung, sedangkan aku berdomisili di Jakarta karena sedang kuliah. Kami nadzor dijakarta.
Setelah proses nadzor, dan deal untuk lanjut, barulah pindah ke proses berikutnya yaitu bertemu orang tuaku di lampung. 
Alhamdulillah, Allah mudahkan prosesnya.
Waktu itu, jarak antara kabar lanjut, ke pertemuan nadzor, memakan waktu kurang lebih seminggu. Kami mencari waktu yang cocok dan pas untuk bertemu.

Selasa, 27 Maret 2018

TAARUF (part 1)

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang proses taaruf dengan suamiku. Proses yang Alhamdulillah, mudah dan lancar. Ya, memang kalau jodoh nggak kemana, gitu kata banyak orang.

Aku menikah dengan seorang lelaki yang belum aku kenal sebelumnya, bahkan dua bulan sebelum pernikahanku, aku belum tahu siapakah jodohku.
Islam sangat indah dalam mengatur kehidupan. Allah melarang kita mendekati zina, Apalagi berzina. 

Pacaran islami itu sesudah menikah. Kalau sebelum menikah itu namanya zina.

Seperti ngobrol, telponan, WA-an, perhatian dan lain sebagai nya dengan lawan jenis yang nggak perlu, dan nggak penting, harus di hindari karena sama dengan zina hati. Memikirkan si dia yang belum tentu jodoh, sama dengan zina pikiran. Apalagi jalan bareng, dan lain-lain. Astagfirullah. Mendingan, di isi dengan aktifitas lebih bermakna dari pada memikirkan dan memendam rasa yang nggak pasti. Betul?

Karena cinta itu ada tempatnya dan ada waktunya. Cinta karena Nya tidak akan menyalahi aturanNya.
Alhamdulillah, Allah memberiku hidayah untuk selalu menjaga hati pada yang tak pasti. Aku selalu berdoa agar Allah kirimkan untukku seorang lelaki yang terbaik untukku. Yang bisa menerimaku apa adanya dan akan membimbingku ke jalanNya hingga jannahNya.

Doa ini, mulai rajin aku lantunkan saat UAS semester 1. kala itu, aku berharap mendapat pendamping untuk bisa membantuku memahami bahasa arab. Karena kampusku adalah kampus arab, dan aku sedang beradaptasi dengan bahasa kampus ini. 
"Aku benar-benar butuh pendamping yang bisa mengajarkanku setiap waktu. Tidak seperti sekarang, selalu mengganggu teman, bahkan kakak kelas untuk menjelaskan pelajaran kata-kata yang belum aku mengerti." Pikirku waktu itu.

Masya Allah, tepat sehari setelah aku selesai UAS dan memasuki masa liburan panjang (Kala itu liburan 3 bulan. kampusku, adalah cabang dari King Saud Univercity di Arab Saudi. Jadi saat liburan musim panas di arab, kami pun berlibur musim panas selama 3 bulan). Ada tawaran dari guru ngajiku yang biasa aku memanggilnya dengan sebutan "ibu", untuk taaruf dengan seorang lelaki.

"Fathin, ini ada ikhwan yang sedang mencari istri. Syaratnya, bla... blaa.. blaaa.." cerita ibu kepada ku dengan panjang lebar.
Kala itu aku hanya berfirasat bahwa ibu sedang ingin meminta bantuan ku untuk mencarikan istri untuk ikhwan ini. Aku yang masih semester satu dengan usia delapan belas tahun, merasa aneh dengan cerita yang ibu tujukan kepadaku ini.

"Maksud ibu, ibu mau minta tolong fathin bantu carikan istri ikhwan ini?" tanya ku, kepada ibu.
"Tidak, ini tawaran untuk fathin." ujar ibu serius.
"Deg!" Perasaanku saat itu langsung berubah dan buyar. Tawaran macam apa ini? tak pernah terpikirkan sebelumnya. Belum ada rencana dalam waktu dekat. Walau memang sudah ada doa yang terucap.
Perasaanku kala itu antara senang dan bingung, harus apakah aku. Aah dasar perasaan anak kecil.

Perasaanku semenit sebelum ibu ucapkan kalimat tawaran itu, sedang tenang, sedang menikmati udara segar. Kala itu perasaan ku plong, aku berfikir akan berlibur kemana kah 3 bulan kedepan? 
Padahal sehari sebelumnya, aku masih di timpa tumpukan buku, tidak bisa tidur hingga makanpun tidak nafsu.

"Fathin, selepas ini, tulis biodata ya. paling lama nanti malam kirim via email ke ibu " pinta ibu.
Benar benar pasrah aku dengan tawaran ibu guru ini, ibu yang sudah aku percaya dan aku anggap seperti ibuku sendiri.
Hari itu aku benar- benar bingung, apa yang harus aku tulis. Aku belum tahu apapun tentang lelaki itu, jangankan alamat rumahnya, namanya pun aku masih belum tau.

Dengan kepercayaanku kepada ibu, aku tulis biodataku dengan singkat.
"Bismillah, siapa tahu ini adalah jawaban dari doaku selama ini." pikirku saat itu.

Bismillah, ya Allah, mantapkalah hatiku, mudahkan segala urusanku.

Senin, 26 Maret 2018

Hakikat Seorang Ibu

Teringat sebuah saran dari seorang mentor bisnis kepadaku.

Saran yang tidak pernah aku dapatkan dari mentor bisnis lainnya.

Saran yang mengingatkan ku, akan hakikat sebenarnya sebagai seorang istri dan ibu.

Saran dari seorang mentor ini adalah, aku harus selalu utamakan anak-anak untuk selalu mendidik mereka, karena aku adalah sekolah pertama mereka. Mereka lah tugas utamaku. Jadikan yang lain menjadi no sekian, termasuk bisnis ini. Karena aku adalah seorang ibu.

Tugas mencari nafkah didalam keluarga adalah suami, maka hukumnya wajib untuk suami  bersungguh-sungguh dalam mendapatkan nya. Tugas aku sebagai istri yang terpenting adalah selalu ada untuk anak-anak. Memberikan kasih sayang sepenuh hati

Aku harus pandai menjaga emosi ku untuk anak-anak, harus bisa melayani suami dengan tulus ikhlas, dan selalu bersyukur dengan rizqy yang suami beri,

"Berapa pun itu, syukurlah, nikmatilah, maka Allah akan tambah nikmatnya, akan bertambah berkahnya, dan akan Allah tambah rezekinya dari jalan yang tidak di sangka- sangka" ujar bos mentor kepadaku dengan penuh hati-hati.

"Boleh untuk terus berbisnis, bercita-cita dan sukses, tapi harus selalu dahulukan kewajibannya yang utama, dibawa santai aja bisnisnya dan jangan sampai bisnis ini menghancurkan tugasmu yang utama," sambungnya lagi.

Masya Allah, saran ini selalu aku ingat untuk menjadikan ku lebih baik. Boleh kita punya cita-cita yang banyak dan tinggi, tapi jangan sampai lupakan tugas utama seorang istri &ibu.

Aku mempunyai cita-cita menjadi seorang pengusaha yang sukses. Dan banyak cita - cita lainnya.

Belajar dari kisah orang-orang sukses, dari orang -orang yang berhasil, tak ada kamus alasan dalam hidup mereka. Mereka punya target dan konsisten didalamnya.

Sering kita dengar, menjadi seorang ibu adalah alasan yang cocok untuk tidak bisa bergerak. Alasan rempong lah, sibuk lah, dan lain-lain.

Padahal kalau kita sungguh- sungguh, pandai menjaga waktu, emosi dan diri kita, tak mustahil ibu rumah tangga menjadi sukses.

Banyak sekali kisah ibu yang sukses sambil membesarkan anak-anaknya.
Lagi - lagi, ibu memang diciptakan Allah menjadi manusia hebat.

Ibu di tuntut untuk cerdas, sehat, kuat, tahan banting, pandai mengelola emosi, pandai merancang rencana, susunan keuangan, daaan banyak lagi kehebatan dari seorang ibu.

Ibu bisa melakukan apa yang ia mau, tanpa melupakan tugas utamanya. Dengan rencana yang matang, kesungguhan dan tekad yang kuat, keteguhan hati, kreatifitas dan pastinya syukur dan sabar.

Sabar dan syukur adalah kunci kebahagian. Kreatif, konsisten dan sungguh-sungguh adalah kunci keberhasilan.

Orang sukses tak banyak alasan, ia akan selalu berinovasi untuk menjadi lebih baik.
Pikiran dia selalu positif thinking, dan yakin bahwa ia akan sukses dan berhasil.

Harus selalu di ingat hakikat seorang ibu, agar menjadi alarm untuk diri, bahwa menjadi seorang ibu berarti sedang membangun peradaban, membangun generasi yang akan datang.

Kita harus menjadi yang terbaik, untuk menghasilkan generasi terbaik. Harus terus belajar, memperbaiki diri dan berkembang, untuk kebaikan anak- cucu kita.

Menjadi ibu adalah amanah dari Allah yang sangat besar. Karena anak adalah investasi dunia dan akhirat.

Minggu, 25 Maret 2018

5 TIPS MENGHAFAL AL-QUR'AN 30 JUZ

1. Niat ikhlas karena Allah SWT.

Al-Qur'an adalah Kalamullah yang suci mulia, Ia akan mudah masuk kedalam jiwa yang bersih. Jika niat kita ikhlas karena Allah, insya Allah, Allah akan mempermudah kita dalam menghafal Al-Qur'an.
Niat ikhlas karena Allah juga adalah syarat terpenting untuk mendapatkan kemuliaan dari menghafal Al-Qur'an. Kita akan senantiasa bisa menjaga semangat dan Istiqomah jika niat kita ikhlas karena Allah.
Apapun godaan, ujian dan semua rintangan akan mudah di hadapi karena niat kita menghafal hanya karena Allah ta'ala.

2. Mempunyai waktu khusus dan prioritas untuk menghafal Al-Qur'an.

Ini sangat penting bagi penghafal Al-Qur'an. Al-Qur'an harus selalu menjadi pertama dan utama. Kita harus punya waktu spesial untuknya, karena Al-Qur'an begitu mulia dan istimewa.

Dalam surat Al-Muzammil : 1-7 yang artinya : (1) wahai orang- orang yang berselimut!
(2) Bangunlah pada waktu malam, kecuali hanya sedikit.
(3) Pada waktu setengahnya atau kurang sedikit dari itu,
(4) atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu secara perlahan-lahan.
(5) Sesungguhnya kami akan menurunkan perkataan yang berat kepada mu.
(6) Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa), dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan.
(7) Sesungguhnya pada waktu siang, engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang.

Nah, dalam 7 ayat ini, Allah memberi tips kepada kita, waktu yang tepat untuk menghafal Al-Qur'an, yaitu pada pertengahan malam, karena, pengaruhnya sangat berkesan untuk jiwa kita.

Dan asiknya saat kita menghafal di waktu ini, pikiran kita masih fresh sehingga akan mudah dalam menghafal, juga sangat mempengaruhi dalam jiwa, sehingga aktivitas harian nya akan lebih semangat dan fresh.

3. Mempunyai Target Menghafal Al-Qur'an 30 Juz dan Konsisten.

Nah, target dalam menghafal Al-Qur'an ini penting banget untuk menambah semangat dan komitmen kita dalam menghafal Al-Qur'an.

Kita bisa rencanakan dan harus konsisten melaksanakan nya. Misalnya, kita ingin menghafal Al-Qur'an 30 Juz selama 2,5 tahun.

Maka kita harus membagi lebih detail, berapa target perbulan hingga perharinya.
2,5 tahun = 30 bulan
30 bulan ÷ 30juz = 1 juz/bulan

Dibagi lagi, 1 juz = 20 halaman.
Untuk mempermudah, ambillah 1 Hari kita wajib menghafal 1 halaman, total 20 hari 1 juz, 10 hari kemudian kita pergunakan untuk pemantapan hafalan.

Insya Allah jika kita konsisten melaksanakan nya, mudah dan ringan untuk menghafal 30 Juz, apalagi sudah niat kuat Menghafal ikhlas karena Allah.

Sesibuk apapun, insya Allah kita akan menjadi menghafal Al-Qur'an, jika kita komitmen dan konsisten!

4. Mempunyai motivasi yang kuat.

Motivasi dalam menghafal Al-Qur'an sangatlah penting. Karena ia merupakan penyemangat kita dalam menghafal Al-Qur'an.

Banyak sudah kita ketahui tentang keutamaan Menghafal Al-Qur'an ini, yang tentunya menjadi motivasi utama kita.

Mengapa saya harus menjadi Hafizh Al-Qur'an 30 Juz?

Jawaban- jawaban dari pertanyaan inilah yang menjadi motivasi utama kita. Betul?

Seperti dalam hadits, "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

Penghafal Al-Qur'an Adalah keluarga Allah di bumi. Allah akan selalu memudahkan segala urusan dan keinginan keluargaNya di dunia dan di akhirat. Masya Allah.

Dan pastinya banyak keutamaan dan kemuliaan yang akan didapat kan penghafal Alquran, dan inilah motivasi yang harus kita punya untuk bisa tetap semangat dalam menghafal Al-Qur'an.

5. Selalu Berdo'a.

Selalu berdo'a, meminta kepada sang pemilik kalamNya, Agar selalu dipermudah, agar selalu semangat dan Istiqomah, Agar bisa menghafal Al-Qur'an 30 Juz.

Menghafal Al-Qur'an adalah perkara yang sangat mulia, akan banyak rintangan, cobaan dan ujian yang di hadapi. Ujian utama adalah dari diri sendiri.

Ujian malas, ngantuk, futur, putus asa Daan lain sebagainya, harus kita lawan!, Harus di halau. Berdo'a lah selalu, agar di beri kekuatan, keistiqomahan, kemudahan dalam meraih kemuliaan Nya.

Allahummaj'alna min Alhil Qur'an, Alladziinahum ahluka wa khooshotuk.

Ya Allah, jadikan lah kami, penghafal Al-Qur'an, yang mereka itu adalah keluarga Mu dan hamba pilihan Mu.💕

Aamiin ya rabbal alamiin 😇😇