Jumat, 20 April 2018

30 Day Writing Ku

Aku itu suka banget nulis. Walau masih sering tulisannya kacau balau. Dengan menulis bisa mencurahkan segala rasa, ide, perasaan dan banyak lainnya.

Berbagi pengalaman, curahan hati, berbagi ilmu, unek-unek, suka duka perasaan sangat efektif tertuang dalam sebuah tulisan. Karena menulis bisa menjadi energi positif yang tersalurkan.

30 hari menulis ini benar-benar sangat berkesan bagiku. Kenapa? Karena keinginanku, kesukaanku bisa tertuang sebagai paksaan. Ini tentang paksaan yang baik, paksaan untuk lebih baik dan sukses.

Katanya ingin menjadi penulis, tapi nggak pernah nulis, kan aneh, iya nggak? Hehe
Iya bisa dibilang mirip begitulah aku ini. Suka dan hobi, tapi masih banyak alasan, yang rempong, merasa belum baik, malu, nggak ada waktu dan segudang alasan yang bikin gagal.

Naah,ini yang harus banget di hilangkan! Nulis itu kudu dipaksa! Dibiasakan! Dilaksanakan! Agar menjadi kebiasaan dan perlahan otak terasah dengan kata-kata yang selalu tertuang. Lama kelamaan, jika sudah terbiasa, akan memberi kalimat-kalimat yang menyentuh, menginspirasi dan bermanfaat.

30 hari menulis challenge ini, benar-benar membuatku terpaksa untuk menulis. Bagai alarm pengingat cita-citaku. Aku sangat menikmati paksaan ini, proses ini, sehingga aku sangat senang, mendapat energi baru, dan pastinya kebiasaan menulis yang harus terus di jaga.

30 hari menulis ini, telah mengubah mindset ku. Telah mengubah kebiasaan ku. Semoga aku selalu bisa bermanfaat dan menjadi lebih baik lagi. Aamiin ya rabbal alamiin 😇.

Terima kasih #30DayWritingchallenge🌼

Rezeki yang tak di sangka-sangka

Allah sudah mengatur rezeki setiap manusia dari sebelum ia lahir. Jodohnya, rezekinya, kematiannya, takdirnya sudah tercatat di lauh mahfuz sejak masih berumur 40 hari dalam kandungan ibu.

Teringat kejadian akhir-akhir ini. Masya Allah, Allah memberikan rezeki kepada keluarga kami tanpa di sangka-sangka. Awal bulan ini, kami menyempatkan pulang kampung untuk mengobati rasa rindu kami pada orang tua kami di Lampung.

Tentu sangat menguras banyak pengeluaran bulanan kami. Sehingga di tanggal akhir- akhir seperti sekarang persediaan uang bulanan sudah sangat menipis.

Tanpa disadari, ternyata bulan ini juga aku harus membayar uang semesteran kuliah agar bisa mengikuti UAS. Tabungan yang sudah menipis itu tidak cukup untuk melunasinya di bulan ini. Aku pun bingung, kira-kira kapan bisa melunasinya, mengingat waktu UAS sudah tinggal beberapa hari lagi. Sedangkan gajian suami belum waktunya.

Alhamdulillah, karena pekerjaan sambilan ku juga adalah sebagai online shop, ternyata malam itu aku mendapat komisi dari penjualanku. Masya Allah, kaget dan rezeki dari Allah yang tak terduga datang di waktu yang tepat.

Alhamdulillah, akhirnya keesokan harinya, aku bisa melunasi bayaran kuliah semester ini dengan uang komisi tersebut. Masya Allah.

Setelah beberapa hari dari kewajiban membayar uang semesteran kuliah tersebut, aku dikagetkan dengan kabar akan datang tamu dari luar kota ingin bermalam di rumahku beberapa hari. Rasanya senang mau ada yang berkunjung, tetapi disisi lain sedang bingung, karena lagi tidak ada rezeki untuk menjamunya.

Akhirnya, setelah kabar itu, aku dan suami berniat untuk mengambil sementara uang simpanan. Keesokan harinya, tiba-tiba suami WA aku dengan pesan.

"Alhamdulillah say, aku dapet rezeki banyak, cukup untuk jamu tamu kita. Jadi nggak perlu ambil uang simpanan."

"Alhamdulillah ya Allah," ujarku membalas kabar tersebut.

Masya Allah, Masya Allah, begitulah skenario Allah sangat indah dalam memberi rezeki kepada setiap hamba-Nya. Selalu Allah beri pada waktu yg terbaik.

Teringat sebuah ayat Allah,
…Man yattaqillâha yaj’allahû mahrajan. Wa yarzuqhu min haitsu lâ yahtasib… yang artinya “…Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At Thalâq 2-3). 🙂

Kamis, 19 April 2018

Catatan Kecil Pengusaha

Menjadi pengusaha haruslah tangguh!. Jalan menjadi pengusaha selalu dipenuhi onak dan duri.

Hampir setiap kisah pengusaha sukses, dengan melewati masa-masa sulit. Masa-masa bangkrut dan jatuh. Dan sebenarnya itulah yang menjadikannya lebih kuat.

Ketika kita sudah memilih dan bercita-cita untuk menjadi pengusaha, berarti kita sudah siap dengan segala resiko dan prosesnya. Pengusaha dituntut selalu kreatif, positif, tangguh, tiada kata menyerah.

Selalu semangat, mempunyai jiwa pengusaha berarti harus memiliki jiwa pemimpin. Mengarahkan dan membina para karyawannya, untuk menjadikan usahanya semakin sukses.

Dengan menjadi pengusaha, sebenarnya menjadi orang yang mulia. Kenapa? Karena banyak membantu orang untuk menjadi wasilah mendapatkan rezekinya.

Kalau kata mas Ippho Santosa " kalau bekerja saja adalah ibadah, maka menjadi pengusaha, lebih besar ibadahnya, karena membantu orang banyak.

Kebanyakan kita takut menjadi pengusaha karena pikiran negatif kita sendiri. Karena mental blok yang kita miliki. Inilah yang harus kita rubah.

Sebenarnya apa yang kita takutkan, padahal kita belum mencobanya?
Sesuatu yang menghambat pekerjaan dan proses kita hanyalah pikiran saja. Kita tak akan tahu hasilnya jika kita belum berusaha, apalagi mencobanya.

Memangnya siapa kita, yang bisa meramal masa depan? Berarti sudah tidak percaya dengan takdir Allah, dengan meramalnya sendiri. Apalagi meramal yang tidak baik. Na'udzubillah.

Dalam sebuah hadist Rasul "Sesungguhnya Allah selalu mengikuti prasangka hamba-Nya."
Dan inilah yang menyebabkan belum bisa sukses dan berhasil, karena pikiran negatif kita sendiri.

Ketika kita memiliki niat yang kuat menjadi pengusaha. Yakinlah bahwa kita bisa menggapainya. Selalu libatkan Allah dalam segala hal. Niatkan segala apa yang kita lakukan hanya karena Allah SWT.

Sebelum kita lakukan apapun, teknik apapun. Lakukanlah dahulu ibadah untuk mencapai keridhoan Allah. Jika Allah ridho, apapun yang kita mau pasti selalu Allah SWT kasih dan segerakan.

Nikmati selalu proses nya, maksimalkan ikhtiarnya, kencangkan ibadahnya. Insya Allah apapun cita-cita kita akan Allah segerakan pada waktu yang tepat.

Selalu dahulukan hubungan dengan Allah, sebelum hubungan dengan manusia. Harus seimbang agar hasilnya maksimal.

Catatan ini, sebagai motivasi pribadi, semoga bisa menjadi pribadi yang selalu bermanfaat, menginspirasi, menjadi pengusaha sukses, Allah SWT ridhoi dan bahagia dunia akhirat. Aamiin yaa rabbal alamiin 😇

Rabu, 18 April 2018

Hakikat Kehidupan Dunia

Mendengar kata "Dunia" aku jadi teringat dengan surat Al-hadid Ayat 20-21.

20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,

seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

21. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.      

Awal kalimat dalam ayat 20 ini, memperingati kita, bahwa kehidupan dunia hanya permainan dan sesuatu yang melalaikan.

Benar saja, kehidupan ini di penuhi dengan kesibukan mencari harta, kemegahan, sibuk dengan anak dan mengurusi kehidupan dunia. Padahal sesungguhnya tujuan kita hidup di dunia hanya untuk beribadah kepada Allah.

Dalam Q.S Adz-dzariyat :49
Dan tidaklah kami menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

Maksud dalam ayat ini, beribadah bukan hanya kesibukan di masjid saja, tapi haruslah diimbangi antara dunia dan akhirat nya.

Bekerja karena beribadah kepada Allah. Belajar niat ikhlas karena menjalankan syariat Allah. Mendidik anak sabar dan ikhlas karena Allah. Makan, minum, olahraga, mandi, bersih-bersih dan lain sebagainya niat untuk beribadah karena Allah.

Karena tanpa dipungkiri kehidupan dunia juga sangat penting untuk kita. Bagaimana bisa bersedekah atau berzakat, jika tidak punya harta?

Bagaimana bisa sehat bugar, ibadah kuat kalau tidak makan dan minum serta hidup yang sehat?

Bagaimana bisa menghidupi keluarga kalau tidak bekerja?

Itulah sebagian pertanyaan yang tidak bisa dipungkiri. Nah maka dari itu Allah mengingatkan kita, agar tidak lalai. Agar selalu ingat Allah dimanapun kapanpun berada. Bekerja niat untuk beribadah karena Allah. Untuk menghidupi keluarga, untuk zakat , shadaqah dan lainnya.

Butuh ikhtiyar yang kuat dibarengi ibadah dan ikhlas karena Allah.

Allah membuat perumpamaan bahwa kesenangan dunia hanya tipuan belaka, seperti hujan yang deras. Ketika petani melihatnya sangat senang, tetapi ternyata hujan itu hanya pembawa keburukan dikemudian hari.

Begitu hakikat kehidupan dunia, melenakan dan tipuan belaka.

Selasa, 17 April 2018

Tujuh Belas Tahun

Banyak kenangan bersama sahabat, teman kerabat pada masa ini.

Dan merekalah yang menentukan kita kedepannya. Apabila kita dekat dengan sahabat yang tidak baik akan mudah terpengaruh dengan lingkungan yang tidak baik.

Apabila baik, InsyaAllah mudah mengarah kepada yang baik. Maka dari itu pada masa ini sangat menentukan kebiasaan kita kedepannya.

"Anak zaman now"
Inilah istilah yang lagi populer untuk menjuluki anak-anak masa kini. Termasuk para remajanya.

Walaupun usia tujuh belas tahun sudah mendapat KTP dan dipercaya sudah menjadi dewasa. Tetapi mereka masihlah remaja dan seorang pemuda.

Banyak kelakuan dan tingkah yang aneh dengan istilah "anak zaman now" ini. Dengan istilah ini, mereka malah tidak malu dan dengan bangganya memamerkan keanehan dirinya.

Tujuh belas tahun, saat itu aku berada di penjara suci, pada bulan november tahun 2011. Penjara suci adalah istilah lain dari  Pondok pesantren. Iya, saat umurku tepat 17 tahun, aku sedang menempuh pendidikan di pondok pesantren. Ada rasa syukur sampai saat ini, karena orang tua ku menaruh ku disana.

Pondok putri dan putra bertempat yang bersebrangan. Jadi aman dari

Senin, 16 April 2018

Desa Gunung Kidul

Aku mempunyai mbah buyut yang tinggal di desa gunung kidul Yogyakarta. Disana, aku sangat merasakan suasana khas desa.

Ibu, bapak, nenek, kakek, om tante maupun anak-anak sangat senang berkebun.
Jalan kaki dengan jarak yang tidak dekat. Memikul rumput, beralaskan sendal jepit, terkadang tanpa alas kaki. Hampir disetiap rumah ada kandang binatang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, dan lainnya.

Suasana desa yang kental, yang jarang kutemui di kota. Suasana hangat, saling sapa menyapa, berbagi hasil panen, menyuci baju di sungai, membajak sawah dengan sapi, bermain di lapangan luas, dan aktivitas lainnya di desa.

Yang sering disayangkan, terkadang di desa kurang mendapat sentuhan dari pemerintah. Padahal mereka adalah warga negara yang harus mendapatkan kesejahteraan.

Misalnya listrik, belum banyak pedesaan yang mendapatkan sumber daya listrik yang memadai. Anak-anak yang ingin belajar pada malam hari, terpaksa harus menggunakan lampu lilin untuk mendapatkan cahaya. Padahal sangat tidak baik untuk kesehatan mata.

Sumber daya manusia yang ada di desa harus selalu dibina. Terkadang, karena kurangnya ilmu pengetahuan, mereka sangat rentan mengikuti hal-hal yang tidak baik.

Dalam hal ekonomi, ini yang selalu menjadi masalah dari pedesaan. Hasil panen mereka sering kali dihargai dengan sangat murah. Padahal, mereka sangatlah membutuhkan untuk membeli bibitnya kembali dan keperluan sehari-hari.

Tugas pemerintah dan kita bersama untuk membina dan mensejahterakan pedesaan. Dari pedesaanlah indonesia terkenal dengan negara maritim dan perkebunan terluas. Bagaimana bisa menjadi negara yang maju jika petani dan nelayan saja tidak dihargai?.

Sangat miris saat Indonesia banyak mengimpor beras, garam, buah-buahan, ikan dan banyak lagi dari luar negeri. Alasannya hanya karena hasil dari dalam negeri kurang dan kurang memuaskan.

Padahal, bisa jadi, akar masalahnya karena petani kita kurang di edukasi bagaimana cara memproduksi hasil panen yang baik. Atau petani kita kurang dihargai, membeli kepada mereka dengan harga sangat murah. Sehingga banyak petani-petani yang menjual tanahnya berpindah pekerjaan menjadi buruh.

Hanya sedikit sisa petani-petani kita, karena mereka kurang dihargai. Bagaimana negeri ini akan dihargai sedangkan belum bisa menghargai masyarakatnya sendiri?.

Apalagi zaman teknologi yang super canggih masa kini. Jika petani dan masyarakat desa belum bisa merasakan kesejahteraan negerinya amatlah disayangkan. Seharusnya masyarakat desa bisa lebih terbantu.

Seperti aplikasi i-Grow misalnya. Aplikasi jual beli hasil panen yang menghubungkan antara investor, pemilik lahan tanah, petani, dan pembeli. Akad jual beli didalam nya salah satunya dengan akad salam. Akad yang saling menguntungkan satu sama lain. Inilah muamalah islam, sangat adil dan mensejahterakan.

i-Grow sudah membantu mensejahterakan ribuan masyarakat desa khusus petani di Indonesia. Karena keluhan kebanyakan para petani adalah kekurangan modal, lahan dan harga jual yang rendah. Aplikasi ini sangatlah membantu mereka.

Tugas kita bersama untuk peduli dengan pedesaan. Mereka adalah bagian kita, saudara kita, mereka yang sangat berjasa mempertahankan budaya Indonesia.



Minggu, 15 April 2018

Daya Dan Kekuatan Hanya Milik Allah.

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
"Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."

Masya Allah, Allah selalu ciptakan solusi dari segala masalah yang kita hadapi. Kata-kata di atas adalah solusi terampuh atas segala cita-cita kita. Memberi kekuatan dan semangat ikhtiyar untuk mendapatkannya.

Selain sangat ampuh memberiku kekuatan. Banyak sekali pahala yang akan didapatkan ketika membacanya.
 
Salah satu hadits nabi 
“Duhai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, sebab ia yaitu simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)

Simpanan pahala berharga di surga, begitulah kata nabi. Kita manusia memanglah makhluk yang lemah. Tiada daya dan kekuatan yang kita miliki kecuali hanya dari Allah.
Allah maha mulia, maha agung. Kita hanyalah ciptaannya yang lemah. Hidup kita, mati kita, segala takdir kita hanyalah miliknya. Kita tidak memiliki daya apapun di dunia ini, kecuali atas izinNya.

Teringat akan segala rasa lemahku, dan kalimat di awal tadi adalah penyemangatku. Aku merasa mendapat energi besar hanya dari Allah.
Aku sering merasakan lelah, pagi mengurus anak, siang kuliah, malam mengurus pekerjaan rumah, juga sambil online shop. Tapi jika niat hanya karena Allah. Meminta kekuatan darinya. Alhamdulillah, Allah beri jalan.

Tak disangka, aku bisa melewatinya. Bukan aku yang kuat, tapi Allah-lah yang menguatkan.

Banyak juga kita mendengar kisah tentang sebuah kekuatan keyakinan dan do'a. Seringkali kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya belum sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Tetapi ketika kita sudah mulai ikhlas, pasrah dan doa kepada Allah, saat itulah Allah mewujudkan keinginan kita.

Maka itulah, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.


Sabtu, 14 April 2018

Tujuh Belas Tahun

17 tahun.
Sweet seven teen, itulah yang sering kita dengar ketika ulang tahun ke tujuh belas tahun. Dengan mendapatkan KTP, pertanda bahwa masa remaja dimulai.

Usia yang menunjukkan peralihan dari masa kanak-kanak, ke masa remaja. Masa penuh rasa dan mulai egois. Sebenarnya yang aku rasakan pada masa ini adalah masa dimana jati diri mulai terbentuk.

Semangat yang menggebu, kecondongan kita pada suatu hal dan kebiasaan yang baik/buruk bermulai pada masa ini. Jika pada masa remaja, mulai tujuh belas tahun ini sukanya bermalas-malasan, melakukan hal yang kurang bermanfaat, menghamburkan uang, berantem sana-sini, akan membentuk kebiasaan buruk ketika dewasa.

Tapi sebaliknya, ketika mulai pada masa ini, dengan hal dan kebiasaan yang baik, maka pada waktu kedepannya, akan menjadi manusia yang baik.

Seperti misalnya pada masa ini berteman dengan teman yang rajin belajar, ikut organisasi di sekolah, ikut ROHIS, rajin baca, suka ngajarin temen, sopan terhadap guru dan orang yang lebih tua, senang belajar agama, memakai pakaian yang menutup aurat dan banyak lagi.

Menunjukkan kebiasaan yang baik, akan menjadikan kedepannya mudah untuk diarahkan ke hal dan kebiasaan yang baik.

Masa remaja, adalah masa menggebu. Semangat yang dirasa, sangat bisa disalurkan dengan fisik yang ada. Dia merupakan agen perubahan 

Pantas saja presiden Soekarno berkata "Berikan aku 10 pemuda Niscaya akan kuguncangkan dunia."

Pemuda adalah agen perubahan. Jika pemudanya baik, maka akan baiklah sebuah negara, dan sebaliknya, jika buruk, makan buruklah negara itu.

Sangat disayangkan pada zaman ini, pemuda-pemuda ya sengaja dirusak untuk merusak generasi selanjutnya. Seperti istilah sweet seven teen, istilah tentang masa indah tentang kebebasan hidup. Ini sangat salah.

Padahal pada masa ini adalah masa terbaik setiap manusia untuk menuju lebih baik, bukan untuk dirayakan atau berfoya-foya, dengan pacaran, percintaan, jalan-jalan, pergaulan yang tidak baik dan banyak lagi hal yang merusak remaja.

Pengalamanku pada usia tujuh belas tahun, berada dalam penjara suci. Aku sangat bersyukur Allah takdir kan aku berada didalamnya.

Jumat, 13 April 2018

Lukisan Kata Penuh Makna

"Menulis ibarat melukis dengan kata"

Tidak hanya dengan macam-macam warna untuk bisa menghasilkan lukisan yang indah. Tetapi, bisa juga dengan polesan kata-kata, yang membayangi jiwa dan pikiran.

Menulis adalah sebuah karya seni yang indah dan menenangkan. Membawanya ke dunia lain. Mengalihkan dunianya sendiri. Terbang, melayang mengukir kata kata hati.

Menulis adalah obat hati setelah Istighfar dan dzikir. Menulis adalah wadah meluapkan segala rasa dan asa. Membantu menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin. Yang tak pasti menjadi pasti.

Ada energi positif yang sangat besar saat menulis. Energi yang sangat dahsyat, Menggugah jiwa. Mengetuk hati. Membuka pikiran dan wawasan.

Menulis adalah aktifitas yang mencerdaskan. Mengasah otak untuk mempertajam kekuatan kata. Menguatkan ketetapan hati.

Saat dibaca kembali, alulan pikiran ikut melayang dan terbayang. Lukisan alam bayangan yang selalu terbayang.

Lukisan indah penuh makna💕

Kamis, 12 April 2018

Pelangi Kehidupan

Pelangi penuh warna. Hampir semua warna terwakili didalamnya. Merah, jingga, kuning, hijau, nila, ungu.

Aku teringat anak-anak ketika mendengar kata pelangi. Alangkah senangnya mereka melihat keagungan Allah itu. Indah, cantik, berwarna warni, membahagiakan mata saat memandangnya.

Masya Allah, alangkah indahnya pelangi. Ciptaan Allah yang unik dan cantik. Memperhatikan pelangi memberikan banyak pelajaran kehidupan.

Pelangi datang setelah turunnya hujan yang deras. Ketika hujan, petir menyambar, suara gluduk menggema, suasana menjadi gelap gulita, derasnya air hujan menutupi pandangan.

Perlahan, hujan mulai reda. Cahaya matahari perlahan datang. Perlahan, awan yang hitam berubah menjadi putih. Langit yang gelap menjadi terang. Suara gemuruh rintikanpun hilang. Suasana cerah kembali, terkadang Allah hiasi dengan pelangi yang sangat cantik dan indah berseri.

Begitulah kehidupan. Begitulah ujian dan masalah yang datang. Terkadang, menjadikan kita mendung hatinya. Merasa gelap kehidupannya. Gejolak-gejolak hati dan pikiran yang tak beraturan meliputi.

Tapi, ketika kita mampu sabar, tenang, ikhlas, menyadari bahwa semua akan bisa kita lewati. Perlahan ujian dan masalah itu akan pergi, berganti lembaran kebahagian-kebahagian. Di akhirnya, Allah hadiahi pelangi yang sangat indah, buah dari kesabaran kita. Pelangi yang ibarat sebuah kesuksesan yang Allah anugrahkan kepada kita dari segala perjuangan kita.

Pelangi pelangi..
Alangkah indahmu..
Merah kuning hijau..
Di langit yang biru..
Pelukismu agung..
Siapa gerangan..
Pelangiii
Pelangiii
Ciptaan Allah..🌈🌈🌈

Rabu, 11 April 2018

Nafkah Keluarga

Fitrah dan kewajiban seorang lelaki adalah memberi nafkah kepada keluarganya. Sangat aneh ketika ada lelaki yang tidak mau mencari nafkah dan hanya ingin di rumah saja. Berarti memang dia lelaki pemalas.

"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh Allah telah kelebihan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian lain (perempuan) dan hanya karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka { Q.s. Annisa: 34}

Allah telah melebihkan laki-laki karena telah menafkahkan hartanya. Jikalau tidak menafkahkan hartanya berarti belum menjadi pemimpin yang baik.

Dalam sebuah hadist
"Sesungguhnya, tidaklah engkau memberi nafkah dengan mengharap pahala Allah, kecuali pasti mendapatkan pahalanya, hinggapun sesuap makanan yang masuk mulut istrimu (Mutafaq alaih)

Itulah satu hadist yang menerangkan keutamaan memberi nafkah keluarga. Masih banyak ayat dan riwayat hadist yang lain tentang nafkah seorang suami kepada keluarganya.

Dengan nafkah keluarga, dapat menumbuhkan rasa cinta, membangun kebahagiaan, menegakkan ketaatan, dan menaburkan aroma kesetiaan.

Suami yang saleh dan murah hati, akan memenuhi tuntutan keluarganya sebelum yang lainnya.

Teringat cerita seoarang teman kepadaku, tentang suaminya yang enggan mencari nafkah. Usia pernikahan masih seumur jagung, belum sampai satu tahun. Tapi karena masalah suaminya yang tidak bisa dan tidak mau berusaha menafkahi lahirnya, sangat berpengaruh pada kebahagiaan kehidupan mereka.

Temanku sudah berusaha sebisa mungkin membujuk suaminya untuk mau bekerja, tapi semua belum membuahkan hasil. Diajaknya berdagang dia beralasan nggak bisa, ngajar juga merasa tak punya ilmu, ada tawaran bertani membantu mertuanya tapi dia tidak mau. Terus apa yang ia mau?

Sebelum menikah, memang dia belum mempunyai pekerjaan yang pasti, padahal usianya sudah lumayan tua, tiga puluh tahun. Usia yang sudah susah mengajukan pekerjaan. Padahal awal menikah ia berjanji akan membuat usaha. Tapi ternyata omong kosong.

Maka, sangatlah penting ketika kita memilih calon suami, memilih laki-laki harus yang bertanggung jawab, saleh, bisa menuntun di dunia sampai  syurgaNya. Yang mau berjuang bersama.

Selasa, 10 April 2018

Hati Adalah Sumber Kebaikan.

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Banyak ayat Alquran dan hadist yang menjelaskan tentang hati. Dalam hadits di atas disebutkan bahwa hatilah sumber kebaikan dan keburukan.

Kita bisa melihat kadar keburukan dan kebaikan seseorang dari hatinya. Dan kitapun bisa menilai hati kita dari perilaku kita sendiri. Saat kita lemah iman, malas-malasan, tidak semangat beribadah, banyak kecewa, sedikit, apalagi kalau lagi galau, berarti hati kita sedang tidak baik.

Maka dari itu, segala kebaikan bermula dari dalam hati. Jika kita ingin menjadi pribadi yang baik, yang pertama adalah perbaiki hati. Harus selalu merasa bersyukur, bersabar, melapangkan dada, mengikhlaskan, tenang, damai, senyum, menjalani segala masalah dengan tenang.

Banyak orang mencari ketenangan dengan cara yang salah. Meminum khamr, narkoba, bermaksiat dan lain sebagainya. Padahal itu hanya akan menambah masalah saja. Akan berdampak semakin buruk di dunia maupun di akhirat. Tidak hanya mencelakai diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Padahal, sumber ketenangan hanya dengan mengingat Allah.

Allah berfirman dalam surat Ar-ra'du ayat 13.
"Ingatlah hanya mengingat Allah hati menjadi tenang."

Allah yang menciptakan manusia, ia juga menurunkan tata cara kehidupan yang baik dan benar di dalam Al-Qur'an.
Al-qur'an itu adalah sebagaimana buku panduan yang kita dapatkan saat membeli elektronik. Di dalam buku itu sangat lengkap untuk kita menggunakan nya dengan baik dan benar.

Begitu juga Al-Qur'an, Allah menurunkannya, sesuai fitrah manusia. Untuk solusi segala masalah yang dihadapi di dunia, untuk jalan menuju akhirat yang kekal.

Lagi-lagi hati. Mintalah kepada sang pemilik hati. Sang pembolak balik hati, untuk selalu diteguhkan, diluruskan hati, didamaikan, dilapangkan dan perbaiki hati ini agar selalu dalam kebaikan. Agar selalu dalam keistiqomahan dalam kebaikan.

Hati yang lapang, tenang. Pasti ia selalu mengingat RabbNya. Selalu berusaha mendekatiNya, mengingatNya, memujiNya. Perilaku yang baik, dari hati yang baik. Dari hati yang dijaga RabbNya.

Maka itu, obat hati, obat tenang dan obat bahagia, hanya dengan menambah ibadah kita kepadaNya dengan tulus ikhlas.

"Ya Allah, teguhkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMu.." aamiin ya rabbal alamiin.

Senin, 09 April 2018

Harta dan Anak

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah pahala yang besar."
[Q.S At-tagabun:15]

Terhenyak saat membaca ayat Allah ini. Sesungguhnya harta dan anak-anak adalah cobaan, adalah ujian. Ia akan diminta pertanggung jawabannya nanti di hari akhir.

Sudah untuk apa saja harta kita?
Sudah seberapa besar kita menjaga dan mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya?

Harta dan anak. Adalah amanah yang besar.
Tak semua orang Allah berikan amanah ini. Semua ini adalah titipan Allah yang merupakan ujian untuk kita.

Harta dan anak-anak pun bisa menjadi penolong kita di hari kiamat, jika kita bisa mengatur, menjaga, mengarahkannya untuk keta'atan kepada Allah SWT.

Malu, terkadang, sering kali lupa bersyukur, atas nikmat Allah yang begitu banyak dan besar. Nikmat harta yang jika kita selalu bersyukur, akan Allah tambahkan nikmatnya.

Harta yang jika kita infakkan, akan bertambah berkali lipat. Dan ketika harta kita keluarkan zakatnya, sejatinya ketika itu, kita sedang mengeluarkan kotoran di dalam harta kita. Zakat akan membersihkan harta dan menambah keberkahan.

Begitu juga nikmat anak. Jika kita bisa menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya. Mengarahkan, mendidik, mengajarkan, dan menjadikannya taqwa kepada Allah SWT. Ikhlas dalam mendidik mereka. Sabar dalam segala tingkah laku mereka, InsyaAllah, ganjaran Allah sangatlah besar. Syurga menanti kita.

Ketika sedang merasa sangat kekurangan, tapi ada yang lebih membutuhkan, kita berat mengeluarkan harta kita. Disitulah ujiannya.

Ketika kita sangat lelah, tapi harus tetap menjaga, melayani anak-anak dengan sepenuh hati, disitulah ujiannya.

Setiap ujian itu tidaklah mudah, kecuali kita selalu siap dengan ikhlas, sabar, dan syukur.
Selalu ingat setiap yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya.

Memang, tidaklah mudah menjalaninya. Begitulah cobaan dan ujian dari Allah.

Ayat ini mengingatkan, bahwa harta dan anak-anak adalah ujian dan amanah. Ingat juga, dibalik semua itu selalu ada nilai yang indah saat kita mampu mengerjakannya dengan baik dan benar.



Minggu, 08 April 2018

Lelaki Tergagah

Menurutku, lelaki tergagah adalah lelaki yang sangat ringan tangan dalam membantu istri dan ibunya dalam segala hal. Tanpa diminta dan ikhlas mengerjakannya.

Mendampingi wanita bukanlah hal yang mudah. Karena wanita itu sangatlah unik.
Banyak hadist nabi yang menyebutkan bahwa ringan tangan dalam membantu istri dan berbakti kepada ibu sangatlah mulia.

Menurutku, lelaki tergagah adalah lelaki yang sangat sabar, dapat menenangkan dirinya dan orang lain. Fitrahnya, lelaki itu diciptakan Allah untuk bisa mengontrol dirinya lebih baik dari perempuan. Menjadi pemimpin.

Dan sangat aneh menurutku, lelaki yang tidak sabar, memarahi istrinya, memukul anaknya, membentak di rumahnya, dan berlaku kasar. Menurutku, ketika lelaki melakukan hal ini, dia terlihat sangat lemah dan pengecut, jauh dari kata gagah.

Ketika istri yang mengomel dengan khasnya, menyuruhnya membantu ini-itu, meminta tolong menjaga anak, daan lain sebagainya. Dengan tulus ikhlas suami membantu tanpa mengungkitnya di lain waktu.

Sangat sabar bermain dengan anak, memandikan anak, menyucikan baju, menggosok, menyapu, beberes rumah, membawakan tas, menggendongkan anak saat pergi dan banyak lagi yang dilakukan suami, aku melihatnya sangatlah kuat dan gagah. Tak tertandingi.

Teringat kisah Umar bin Khattab, sahabat Rasul yang terkenal dengan keganasannya, tapi sangat lembut terhadap istrinya.

Alkisah, suatu saat seorang sahabat datang ke rumah Umar, untuk meminta solusi tentang perkara istrinya. Tatkala sampai di depan rumah, sahabat itu mendengar omelan istri umar kepada suaminya, tetapi Umar diam dan menerimanya.

Saat keadaan telah tenang, sahabat itu mengetuk pintu rumah Umar, dan berbincang dengannya. Ia menjelaskan maksud kedatangannya adalah untuk melaporkan tentang isterinya yang selalu mengomelinya.

"Tetapi saat sampai di depan rumah, aku mendengar, kaupun di berlakukan sama seperti yang istriku lakukan kepadaku." Kata sahabat itu kepada umar.

"Wahai sahabatku, ketahuilah, bahwa banyak sekali yang isterinya lakukan untukmu, anak-anakmu dan keluargamu. Biarlah dia meluapkan segala emosinya, bila itu masih baik. Ia sudah lelah menyiapkan makanan, membereskan rumah, menjaga anak-anak, dan banyak lagi yang ia lakukan. Tidak mengapa terima saja. Omelannya hanya sebentar dan ia akan segera lupa." Terang Umar bin Khattab kepada sahabatnya yang ingin mendapat solusi darinya.

Masya Allah, sungguh, Allah ciptakan lelaki dan perempuan untuk saling melengkapi, memahami. Umar yang sangat keras dan kuat fisiknya, tapi sangat lembut terhadap istrinya. Dengan begitu, Umar tidak terlihat lemah, tetapi menjadi contoh lelaki tergagah yang sejati.

Sabtu, 07 April 2018

Komunikasi Dalam Keluarga

Dalam keluarga, tak hanya ada suami dan istri. Tapi ada anak, kakak, adik, orangtua, saudara, kakek, nenek, om, tante dan lainnya.

Lagi-lagi, komunikasi yang baik adalah solusi utama untuk menjaga keharmonisan keluarga.

Komunikasi yang efektif, saling memahami dan mengerti, membuat hidup berkeluarga akan semakin nyaman. Apalagi ketika baru berkeluarga, berkumpul dengan keluarga baru. Komunikasi harus nyaman dan efektif.

Seperti aku, yang berasal dari suku Jawa. Sedangkan suamiku dari suku Betawi. Jawa dan Betawi sangat berbeda adat istiadatnya. Jawa dengan kesopanan dan perkataan lembutnya. Menghormati yg lebih tua dengan menundukkan kepala. Memanggil seseorang dari jarak dekat dan suara yang ringan, dan lain sebagainya.

Sedangkan suku betawi, sudah biasa berkata dengan suara keras dan ceplas-ceplos. Dan itu membuatku harus banyak beradaptasi, memahami, dan banyak berkomunikasi dengan baik. Agar tak ada salah faham diantara kami.

Suamiku anak terakhir, mengharuskanku tinggal bersama mertua. Tidak mudah beradaptasi disini. Banyak perjuangan, dan pelajaran yang bisa aku ambil, dalam kehidupan, tentunya dalam keluarga.

Awal aku tinggal disini, tak sedikit air mataku yang mengalir karena belum adanya saling pengertian diantara kami. Mertuaku yang senang sekali disapa, diajak ngobrol, dibereskan rumahnya, dan sebagainya, membuatku harus memahami keadaan yang diinginkan.

"Mungkin aku jarang menyapa ibu mertua." Pikirku dalam hati.

Akhirnya, sedikit demi sedikit aku belajar membangun komunikasi dengan mertua secara efektif. Aku sapa saat beliau melalukan kegiatan apapun, misalnya masak,
"Umi, lagi masak apa?" Tanyaku basa-basi.

"Umi lagi apa?"
"Umi udah makan?"
"Umi lagi pusing?"
"Ada yang bisa dibantu mi?"

Dan pertanyaan lainnya, yang mengacu dalam interaksi sapa menyapa. Membuka komunikasi yang baik.

Manusia adalah makhluk sosial, selalu butuh komunikasi untuk bisa saling mengerti dan memahami.

Jumat, 06 April 2018

Komunikasi Dalam Rumah Tangga

Komunikasi dalam rumah tangga sangatlah utama dan penting. Ia merupakan  solusi yang membuat rumah tangga menjadi harmonis.

Bagaimana tidak, dengan komunikasi, kita akan mengetahui keinginan dan kebutuhan satu sama lain. Kita bisa menemukan solusi dari keinginan kita masing-masing.

Tapi, terkadang membangun komunikasi bagi sebagian orang tidaklah mudah. Entah karena egois, atau malas bicara, atau malu, nggak enakan, gengsi, dll. Padahal suami istri itu, tidak ada lagi yang harus ditutupi. Mereka harus saling terbuka satu sama lain tanpa pembatas apapun.

Bagi laki-laki, tidak mudah untuk menerima setiap permintaan pasangannya, apabila hanya di utarakan dengan "kode" yang tidak jelas. Misal, sang istri ingin dibantu pekerjaan rumahnya, tapi sang istri tidak langsung mengutarakan dengan jelas, ia hanya berkata kepada suaminya;
"Bang, aku capek deh, cucian segunung, kamar tidur berantakan sama anak-anak, gosokan juga, belum kesentuh."

Bagi suami, mungkin ini hanya sebuah curcol IRT biasa. Ia menanggapinya hanya dengan anggukan saja. Padahal sebenarnya, dibalik kata-kata itu, sang istri ingin suaminya membantu meringankan pekerjaanya. Tapi jawabannya tidak sesuai dengan keinginan.

Itu berawal dari komunikasi yang kurang lancar, dan baik. Sebagai istri, kita harus memahami segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita, begitupun sebaliknya.

Kita hanya mengutarakan keinginan kita dengan jelas kepada pasangan kita, contoh dengan kasus tadi;
"Bang, bolehkah aku minta tolong abang membersihkan kamar tidur? Agar aku bisa membersihkan rumah lebih cepat."

InsyaAllah, dengan komunikasi yang jelas, dan keterbukaan satu sama lain, tak ada lagi masalah hati diantara kita. Segala apapun yang dirasa, yang dimau, utarakanlah pada pasangan kita. Untuk mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang dihadapi.

Kita diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Untuk menjadi pakaian yang akan menutupi aib satu sama lain. Untuk menjadi satu kesatuan, satu hati yang tak bisa dipisah dengan apapun.

Maka dari itu, membangun komunikasi, sangatlah utama dan penting dalam rumah tangga. Untuk memahami, memiliki, merasakan dan berbagi apa yang kita rasa.

Kamis, 05 April 2018

Perjalanan Penuh Cobaan

Aku teringat oleh seseorang yang bertanya tentang waktu perjalanan dengan berjalan kaki dari daerah rumah ku tepatnya di Pancoran ke arah Kalimalang.

Sore itu, aku baru sampai rumah dari sebuah acara. Aku bersama anak dan suamiku, sedang bermain di depan rumah mengisi waktu sore. Tiba-tiba datang seorang bapak bertanya kepada suamiku,

"Maaf pak, mau tanya, kira-kira perjalanan dengan berjalan kaki dari sini ke daerah kalimalang berapa lama ya? Apakah isya' sudah sampai?" tanya bapak itu.

Waktu dia tanya kurang lebih jam lima sore. Sontak, aku dan sumi terheran-heran dengan pertanyaan bapak itu. Berfikir, jaman sekarang mana ada yang mau jalan kaki, kan sudah banyak transportasi umum.

Kami lihat dari penampilan bapak ini, tidak menunjukkan orang yang tidak mampu.

"Bapak mau kemana, ko' jalan kaki?" tanya suamiku menanggapi pertanyaan bapak itu.

"Ia nih pak, saya bersama istri dan enam anak saya mau pulang ke gresik dari depok. Awalnya kami dari depok naik angkot ke terminal depok, mau ke arah pulo gadung untuk naik bis, tapi qadarullah kecopetan di terminal depok. Jadi kami ubah jalur pulangnyadengan jalan kaki ke arah kalimalang, katanya disana banyak truk yang bisa di tumpangi." jelas bapak itu, sambil menunjuk ke arah istri dan keenam anaknya yang sedang duduk di pinggiran jalan.

Benar saja, kami melihat ada seorang ibu menggendong bayi bersama lima kakaknya. Tiga kakak pertama menggendong tas gunung yang sangat besar. Dan dua saudara dibawahnya saling mengawasi satu sama lain.

"Dari teminal depok sampai kesini bapak naik apa?" tanya suami penasaran.

"Jalan pak, kami berdelapan jalan bersama-sama dari sana, sudah sampai sini kami bertanya kepada bapak. Ini anak saya masi bayi empat bulan. Alhamdulillah, tadi ada yang memberi kami minum di masjid." kata bapak itu. Istrinya pun yang sedang menggendong bayi menghampiri kami.

Sungguh, kami percaya tidak percaya. Perjalanan yang penuh pejuangan.

Kami bertanya, tentang perjalanan mereka ke depok, untuk apa? Dan mengapa sampai seperti ini.

Ternyata, ini adalah perjalanan awal mereka ke depok. Bapak ini tinggal di rumah warisan orang tuanya di Gresik. Niat mereka datang ke Depok adalah untuk bertemu sang kakak bapak ini, karena telah menggadaikan rumah warisan di gresik yang sedang mereka tempati.

Setiap hari, dekoleptor menagih hutang dan ingin menyita rumahnya. Sang dekoleptor ingin bertemu dengan sang kakak. Bapak ini dan keluarganya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Sang bapak ini hanya bekerja sebagai petani garam, terkena imbas dari masalah sang kakak. Mereka berinisiatif mendatangi kontrakan kakaknya di depok.

Sebelumnya, bapak ini sudah menelpon kakaknya, tapi tidak pernah di angkat, atau tidak nyambung. Akhirnya, langsung saja bapak ini menghampiri kakaknya didepok, dengan modal seadanya dan membawa semua keluarganya.

"Tidak mungkin ditinggal, karena setiap hari ada dekoleptor yang menagih hutang, kasian anak-anak." kata bapak itu, saat kami tanya, mengapa semua anaknya dibawa.

Sedihnya lagi, bapak ini bersama keluarganya tidak bertemu dengan kakaknya didepok. Mereka sudah menunggu dari hari selasa hingga minggu, sang kakak belum juga datang.

"Kami tidak bertemu kakak. Setiap di telpon nggak pernah diangkat dan rumah kontrakannya pun di kunci, jadi kami tidak bisa masuk. Alhamdulillah, di dekat situ ada kantor kecamatan, dan orangnya baik. Mereka mempersilahkan kami tinggal di musholahnya" cerita bapak itu, saat kami tanya tentang pertemuan dengan kakaknya.

Masya Allah, alangkah perjalanan yang penuh cobaan untuk bapak itu dan keluarganya. Niat awal untuk menyelesaikan masalah, tapi Allah beri cobaan lagi.

Sejatinya, cobaan itu untuk menaikkan derajat seseorang. Allah mengujinya, agar ia semakin kuat.

Dari perjalanan bapak ini bersama keluarganya, mengajarkanku untuk banyak bersyukur. Cobaan yang sedang kita jalani, tidak sebanding dengan cobaan yang bapak ini rasakan.

Kita harus kuat dan selalu bersyukur dengan segala yang Allah berikan. Perjalanan kehidupan sangatlah panjang. Jadikan sabar dan sholat sebagai jalan yang utama.

Rabu, 04 April 2018

Pigura Yang Memanggilku

Rumah orangtuaku adalah rumah masa kecilku yang penuh kenangan, rumah yang selalu kurindu untuk selalu berada didalamnya. Rindu dengan penghuninya, Rindu berkumpul bersama didalamnya.

Didalam rumah itu, ada dua buah pigura yang terpajang di ruang tengah dan ruang tamu. Entah mengapa, setiap ku melewati dua ruangan itu, dengan reflek kepalaku nenoleh dan memandangi wajah yang ada di dalam figura itu, seakan pigura itu memanggilku.

Didalam figura itu, ada beberapa wajah yang terlihat, tapi hanya satu wajah yang seakan selalu ingin aku sapa, seakan ingin selalu kulihat setiap harinya.

Dua figura itu, adalah foto keluargaku. Figura yang berada di ruang tengah adalah foto keluargaku kira-kira tujuh tahun lalu. Dan figura yang berada di ruang tamu adalah foto keluarga, saat aku menikah.

Aku adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ada delapan wajah dalam figura di ruang tengah dan sembilan wajah dalam figura di ruang tamu. Dalam foto di ruang tengah, aku sedikit menjinjitkan kakiku, agar tampak badanku lebih tinggi dari adikku.

Tak bisa dipungkiri, tinggi badan aku dan adikku yang usianya hanya berjarak dua belas bulan pas, membuat tinggi badan kami hanya berjarak beberapa cm saja. Aku selalu dibuat tersenyum ketika melihat foto dalam figura itu.

Akhir-akhir ini, kedua figura itu seakan memanggilku untuk memandangnya, walaupun hanya sekejap. Seakan dia menyuruhku untuk memandanginya.

Tetapi, saatku menolehnya, hanya satu wajah saja yang selalu ingin kupandang. Wajah itu adalah wajah adikku yang usianya hanya berjarak dua belas bulan denganku.

Seakan ia berkata, bahwa ia akan selalu ada. Akan selalu bahagia bersama. Akupun saat memandangnya, merasakan kehadirannya selalu didalam rumah. Keramahannya, canda tawanya, usilnya, cerianya, selalu terbayang dan terdengar didalam rumah.

Aku merasa, dia selalu ada. Selalu hadir, dan meyakinkan bahwa kita akan bertemu lagi. Kita akan berkumpul bersama lagi. Bercanda tawa bersama lagi. Walau jiwa raga kita terpisah, namun hati ini selalu mengingatnya, mendoakannya, dan merasakan kehadiran dari segala kebaikan dan segala kenangan indah bersamanya.

Sejak kepergiannya,
Seakan dua pigura itu memanggilku, mengajakku untuk mengingat masa-masa indah bersama.
Setiap kepalaku reflek menoleh ke arah pigura itu, seakan ia memanggilku, mengingatkanku agar selalu mendoakannya, dan ikhlas dengan keperginya.

Kau selalu ada dihatiku dik, mbak mencintaimu karena Allah. Doa kami selalu menyertaimu💓

Selasa, 03 April 2018

BANGUN CINTA

Bangun cinta.
Pernahkah kau merasakannya?

Iya sangat berbeda dengan rasanya jatuh cinta.
Jatuh cinta amatlah menyakitkan, meninggalkan luka yang sulit disembuhkan, bahkan lebih sulit dari luka jatuh dari manapun.

Bangun cinta.
Sangat indah saat membangunnya, memupuknya, menumbuhkan cinta karena-Nya.

Bangun cinta.
Ia, aku pernah mengalaminya. Yang dengannya, kini aku merasakan betapa nikmatnya cinta, indahnya cinta. Cinta karunia illahi.

Bangun cinta.
Aku membangunnya, setelah ijab qabul terucap untukku. Aku membangunnya atas dasar kecintaanku pada Rabbku. Sungguh, aku merasakan cinta yang sesungguhnya.

Bangun cinta.
Ia akan bersemi pada waktunya. Akan berbunga setiap waktu. Akan memahami di setiap keadaan. Akan selalu membuat sabar dan syukur.

Bangun cinta.
Inilah awal mula kisah cintaku. Memulai mencintai dengan menanam, memupuk, hingga ia tumbuh indah, kuat dan kokoh. Nampak bunga-bunga tumbuh indah yang semerbak wanginya.

Bangun cinta.
Ini kisah cintaku, bersama kekasih hatiku. Aku mencintainya bermula dengan membangun cinta. Aku belum mencintainya saat ia belum mengucapkan janji suci kepadaku.

Bangun cinta.
Aku membangun cinta, menumbuhkan cinta, hingga cinta ini akan selalu bersemi di hati, dan selalu bersemi di dunia dan di akhirat.

Saat jatuh cinta, bangunlah dari rasa itu. Sadarlah, bahwa cinta yang hakiki adalah Cinta Kepada Allah dan Karena-Nya. Yang akan menumbuhkan, dan mengokohkan, juga menghasilkan bunga dan buah yang istimewa.

Bangunlah Cinta Kepada dan KarenaNya💕💜

Senin, 02 April 2018

TEMAN PERTAMA

Seseorang yang saat ia lahir, akulah teman pertama nya. Seseorang yang selalu bersamaku di waktu kecil. Seseorang yang banyak memahamiku, berbagi denganku, bercerita, belajar bicara bersama, makan bersama, sekolah, bahkan tidur pun selalu bersama.

Teman masa kecil yang setiap harinya tak pernah absen untuk bermain bersama. Tak pernah absen untuk bercanda bersama. Sekolah kami selalu bersama, dari TK, SD, SMP sampai ia SMA kelas satu. Dia pindah sekolah ke jogja.

Seseorang itu adalah adikku. Rofa lina fa'izah. Namanya akan selalu kukenang, sepanjang hidupku. Dia yang paling berjasa menemani masa kecilku. Saat aku beranjak remaja, dia adalah tempat curhat terbaikku.

Dia, sangat pandai menjaga hati. Sangat pandai pengertian pada orang tua. Pandai menjaga perasaan orang lain juga perasaannya. Dia sangat baik budi pekertinya. Ringan tangan untuk berbagi, memberikan saran yang solutif dan baik, selalu senyum, dan riang gembira.

Dia, adikku, banyak sekali keistimewaan yang ada dalam dirinya. Yang aku, bahkan adikku yang lain tidak punya. Dia paling berbeda, yang selalu menakjubkan.

Saat aku menikah, mungkin dia sangat kehilanganku, yang selama ini selalu bersamanya. Tapi dia selalu bisa memberi pengertian yang berlebih. Aku sangat ingin, agar dia juga segera menikah.

Saat ia sudah siap untuk menikah, ternyata  pasangannya bukan di dunia, ia lebih pantas mendapatkan bidadara syurga. Allah takdirkan ia kembali kepadaNya, saat usia dua puluh satu tahun.

Ia seorang hafidzoh yang sangat baik. Menjadi guru qur'an, pecinta alam, pandai memasak, menjahit, aah jadi rindu jika mengingatnya. Beberapa bulan sebelum ia di panggilNya, ia sempat dipanggil ke rumah Allah di makkah, Masya Allah.

Aku menjadi saksi bahwa rofa adalah adikku yang baik hati, selalu pengertian dan sayang orang tua. Pandai menjaga dirinya, akhlaqnya, agamanya.
Semoga kau disisi Allah yang terbaik adikku- aku selalu merinduimu.

Minggu, 01 April 2018

Antara Cinta dan Mesir

"Tenang sayang, Allah akan menjaga mu, dan anak- anak kita." Pesan singkat penguat darinya, sebelum cek in pesawat.

Aku sangat keberatan dengan kepergian tugasnya ke Mesir selama tiga puluh hari atau tepat satu bulan itu. Ini kali pertamanya, ia akan meninggalkan ku selama satu bulan.

Dia, yang selama hampir lima tahun menjadi suamiku, kekasih hatiku, harus pergi sementara waktu. Memenuhi tugasnya menemani muridnya student visit ke Mesir.

Kesempatan sangat berharga baginya, bisa bersinggah ke negeri Kinan itu dengan fasilitas gratis. Tugasnya, mendampingi anak-anak, mengingatkan dan mengatur kesehariannya. Tidak mudah memang, butuh kesabaran yang kuat.

Suamiku adalah seorang guru di sekolah swasta yang berada di Jakarta. Student visit ke luar negeri adalah program tahunan sekolah untuk siswanya.

Aku dan suamiku, jarang dipisahkan oleh jarak jauh dalam waktu yang lama. Jakarta-Mesir, tiga puluh hari, adalah pengalaman pertamaku tentang jarak dan cinta.

Selama tiga puluh hari itu, adalah libur akhir tahun. Yap, kali itu, aku berlibur bersama dua buah cinta tanpanya.

Tiada hari tanpa bertukar kabar, video call, pastinya saling mendoakan di setiap waktu. inilah antara cinta dan mesir. Walau jauh raga, tetap dekat dihati.

Aku banyak belajar bertanggung jawab, tegar, sabar, bersyukur, peduli dan lebih mandiri dari jarak ini. Aku seorang IRT mahasiswi yang belum mempunyai PRT tetap, harus berjuang lebih kuat membersamai buah hati tanpa ayahnya.

Anak-anak adalah tanggung jawabku, aku benar-benar bisa banyak belajar menjadi ibu yang mandiri. Selama suami ke Mesir, aku juga pergi ke Cirebon, untuk rihlah keluarga. Ke Jogja, untuk silaturahim ke rumah Mbah. Ke Lampung, main kerumah orangtuaku. Selama perjalanan,aku ditemani adik perempuanku. Perjalanan yang tak mudah tanpa ayah anak-anak.

Cinta dan jarak, mengajarkanku untuk saling menjaga dalam cinta, memupuk rindu, mengingatkan tentang indahnya bersama, menguatkan diri, mandiri, saling mendoakan, menguatkan, menjaga kepercayaan, melatih kesabaran, kesyukuran dan keimanan.

Bukankah pertemuan setelah perpisahan adalah hal yang indah,?
Bunga indah tumbuh dengan pupuk rindu, dan kupu-kupu datang mewarnai hari.

Taman cinta terwarnai setelah musim yang berganti.

Jarak antara Allah dan hambaNya, digambarkan dalam Al-Qur'an sangatlah indah.

Dalam (Q.S Al-Baqarah: 186)
Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.

Walau jauh di mata, Allah selalu ada di hati kita, Ia selalu membersamai kita, dimana pun kita berada.

Jarak, tak akan memisahkan hati yang saling menyatu.