Sabtu, 31 Maret 2018

TAARUF (End)

Mau apa mbak mahar nya,? Ini si abang Ali
(panggilan umi untuk calon menantunya) SMS umi." kata umi kepadaku.

"Hmm.. Apa ya mi," sahutku.
Padahal didalam hati, hatiku masih selalu bertanya, 
"Apakah benar, aku akan segera menikah?" pikir hatiku.

"Ini jawaban dari do'amu tin, bersyukurlah."
Aku selalu mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri.


"Mahar yg paling baik itu adalah yang paling ringan dan tidak menyusahkan. Begitu kata nabi." 
Kata-kata umi ini menyadarkanku dari lamunanku.

"Aku mau hafalan surat Ar-rahman dan seperangkat alat sholat mi." kataku, menjawab pertanyaan itu.

Mengapa aku pilih hafalan surat Ar-rahman yang utama?
Karena aku ingin, dengan hafalan surat Ar-rahman, menguji kesiapan dia bersamaku. Membaca hafalan didepan umum, apalagi saat khitbah adalah perkara yang bisa membuktikan kalau dia hebat dimataku.

Karena surat Ar-rahman, mengingatkanku tentang ciptaan Allah dan karuniaNya, agar kita selalu bersyukur. 
Surat Ar-rahman sangat indah didengar, kata-katanya indah bak puisi yang romantis. Dan banyak segudang alasan aku memilih surat Ar-rahman untuk menjadi maharku.

Aku rasa, hafalan surat ini tidak berat, apalagi dia sudah pernah menghafalnya, insya Allah tidak memberatkan.

Selama proses perkenalan-taaruf-khitbah-akad. Aku selalu shalat istkhoroh untuk kemantapan hatiku, dan itulah yang Rasul anjurkan.
Shalat istikhoroh sangat penting dan berpengaruh untuk hati, kemudahan proses, kemantapan, dan segala nya menuju pernikahan.
Proses demi proses, persiapan demi persiapan, telah dilalui. Pemantapan hati, segala persiapan hari sakral itu, seperti panitia, tenda, panggung, prasmanan, undangan dan lain sebagainya telah siap. Dan tibalah hari yang akan mengubah statusku itu.

25 Agustus 2013.

"Saya nikahkan, anak perempuan saya yang bernama FATHIN AULIA SHOLEHAH dengan maskawin 
 hafalan surat Ar-rahman, Emas 5gram dan seperangkat alat sholat, dibayar tunai.!"


"Saya terima nikah dan kawinnya, FATHIN AULIA SHOLEHAH binti AGUS SUGIANTO dengan maskawin tersebut, di bayar tunai.!"

"SAH?" kata penghulu meyakinkan.

"SAAAAAH" kata para hadirin membalas.

"Al-faaatihah,!"

Hari itu, menjadi hari terindahku. Kini aku sudah bertemu jodohku. Qadarku bersamanya telah Allah tetapkan.

Fathin Aulia Sholehah dan Muhammad Nur Ali.
Alhamdulillah, Jodoh syurga ku telah membersamaiku di hari ini dan seterusnya. Diusiaku delapan belas tahun. Bersama dia yang berusia dua puluh tiga tahun.

Hampir lima tahun sampai hari ini kita bersama, dengan dua buah hati dan satu calon buah cinta di dalam perutku. Semoga kita semua selalu sehat, menjadi hambaNya yang bertakwa serta selalu dalam ridhoNya. Allah selalu kumpulkan kita bersama di Dunia dan di Akhirat. Aamiin yaa rabbal'alamiin.

Sungguh, perjalanan taaruf sangat indah. Ia menjaga batasan-batasan kita dalam syariatnya. Perjalanan menuju pernikahan yang terjaga, tak ada yang tersakiti, jika memang belum takdirnya. Kita harus selalu yakin bahwa ini adalah takdirNya yang terbaik untuk kita.

Selalu berdoalah, karena doa kunci kekuatan dari Allah. Bentuk segala hasil dari ikhtiyar kita.
Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu. Jagalah hati, maka hati akan jernih, Allah akan kirimkan pengeranmu segera untuk memiliki hatimu.

Sabarlah, percayalah. Jangan nodai hati. Jangan main hati. Semua akan indah pada waktunya.
Jika kau sudah siap menikah, datanglah kepada guru ngaji kita, mohon ia carikan jodoh yang terbaik. Percayalah sama dia, mohon bimbingannya.

Jangan banyak taaruf dalam satu proses, karena akan menghilangkan keberkahan, dan menyulitkan proses kedepannya.

Bismillah, mohon selalu sama Allah, laa haulaa walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azdiim.

Jumat, 30 Maret 2018

TAARUF (Part 4)

Tibalah saat calon suami datang, bersama keluarga nya, tiga orang kakak dan kedua orang tua. Calon suami ini adalah keluarga besar, memiliki lima belas saudara. Tetapi, Hanya tiga kakak yang mewakili.
Sebelumnya, aku sudah pulang kerumah dari Jakarta seminggu sebelum rencana pertemuan ini berlangsung.
Kami menyambut hangat kedatangan mereka. Tetangga yang melihat, sepertinya punya firasat, bahwa ada tamu spesial yang datang.

Orang tuaku belum memberi tahu tetangga, untuk menjaga proses, agar berjalan aman. Hanya satu tetangga yang diundang untuk mewakili tetangga.
Pertemuan tidak berlangsung lama, berbicara tentang keseharian, perkenalan, dan panjang lebar. Calon suamiku tidak banyak berkata, maklum dia anak terakhir. Kakaknya yang menjadi ketua RW di daerah rumahnya lah yang lebih banyak bercerita.

Awalnya mereka banyak bertanya, dan menyatakan niat kedatangan kerumah kami, hanya untuk silaturahim mengenal lebih dekat. Tetapi ternyata abiku memancing untuk langsung menentukan tanggal nya saja, dengan niat agar tidak bolak-balik Jakarta-Lampung.
"Niat kedatangan kami, untuk silaturahim, mengenal lebih dekat dan sekalian jalan-jalan, maklum orang betawi nggak punya kampung." kata calon kakak iparku saat itu.
"Alhamdulillah, kami terima kedatangan nya di Lampung. Terima kasih sudah meluangkan waktu nya bisa silaturahim kesini. Kalau begitu, bagaimana kalau langsung saja kita tentukan tanggal." kata abiku menjawab pernyataan calon kakak ipar.

Sontak kami dan tamu pun terkejut mendengarnya. Mungkin mereka hanya niat silaturahim, tapi sudah di ajak untuk langsung tentukan hari pernikahan.
"Kalau sudah sama-sama ia, tidak usah lama-lama lagi" lanjut Abi.
Alhamdulillah, setelah pertemuan itu, dapatlah di tentukan hari H. Terhitung dari hari khitbah sampai hari H, berkisar satu bulan satu minggu. Masya Allah, Alhamdulillah Allah mudahkan prosesnya.

Dalam proses selanjutnya, yang banyak berkomunikasi adalah orang tuaku dengan calon suamiku. Aku sama sekali tidak ada komunikasi dengan nya sampai hari akad berlangsung.
Sungguh, kuasa Allah, proses yang indah, saling menjaga karena Nya.

Segala persiapan untuk hari H, kami persiapkan dan selalu komunikasikan lewat orang tua. Kali ini tugas ibu sudah selesai, mengantarkan calon suami keproses yang lebih serius, yaitu bertemu orang tuaku.

Kamis, 29 Maret 2018

TAARUF (Part 3)

Saat nadzor, adalah waktu yang sangat bersejarah bagiku. Aku melihat calon suami ku pertama kali secara langsung. Perasaan berdebar, dan selalu ada pertanyaan dalam hati saat melihatnya, 
"Apakah dia benar akan menjadi suamiku?." Pikirku saat itu.

Kami berempat bertemu di rumah kenalan ibu yang kebetulan sedang tidak dipakai. Aku memperhatikan gerak-gerik calon lelakiku.

"Hmm.. Dia lumayan lucu, duduk menunduk, sesekali menutup wajah dengan lengannya, sambil curi-curi pandang. Mungkin ghodul bashor. Tapi, lucu juga tingkahnya, Hihi." pikirku dalam hati.

Aku yang biasanya malu melihat laki-laki yang belum ku kenal, ini malah berbalik, aku sok PD, dan merasa tidak bersalah memandangnya berkali-kali.
 "Kesempatan nadzor, lagian dia juga malu-malu ngeliatnya," lagi-lagi hati ku berbicara sendiri.
Aku menyimpulkan, dari pandangan pertama dan selanjutnya, dia orang yang baik, lumayan ganteng, sepertinya sholeh, boleh laah, nggak ada masalah.

Pertemuan nadzor itu hanya berkisar setengah sampai satu jam. Nggak lebih. Biodata dia sangat lengkap, sehingga bingung membuat pertanyaan untuknya. Begitu pula dia, sudah sangat percaya pada guru ngajinya, sehingga dia yakin untuk melanjutkan proses ini.

Alhamdulillah, proses nadzor lancar. Pada saat nadzor ini, kita berhak menanyakan apapun kepada calon kita yang belum jelas dan kita ingin ketahui. Kita harus jujur memberikan semua informasi, agar kedepannya setelah pernikahan tidak ada yang menyesal. Kita sudah sama-sama tahu.
Proses nadzor juga adalah hal yang paling berkesan, karena kita bisa melihat langsung, calon pasangan kita, kita bisa menilai dari fisiknya, cara bicaranya dan banyak lagi pada saat nadzor. Pergunakan sebaik mungkin, untuk mencari info yang membuat kita mantap.

Kenapa? Karena kita belum pernah kenal sebelumnya, belum pernah bertemu, bahkan bertegur sapa, atau mungkin chat di sosial media. Ini pertama kali, dipertemukan oleh orang yang mengenalkan kepada kita.
Calon suamiku ini adalah orang yang pandai menjaga perasaan. Ia tak ingin hatinya tersakiti ataupun menyakiti ku. Ia tak ingin chat atau SMS apalagi menelponku. Ia tak ingin hati kami ternodai hingga ijab kobul terucap. Masya Allah, makin yakinlah hatiku.

Selama ini, kabar apapun tentang proses taaruf antara kami melalui ibu, dan ibu langsung berkomunikasi ke dia. Jadi belum ada hati di antara kami, yang ada saling menautkan hati dengan do'a dan istikhoroh, agar Allah jodohkan.
Setelah nadzor, calon suami mengabarkan akan silaturahim kerumahku di Lampung bersama keluarga nya dua minggu lagi. Orang tua ku mempersiapkan dengan baik untuk kedatangannya dirumah. Sepertinya mereka sudah benar-benar siap mempunyai menantu.

Tibalah saat calon suami bersama keluarga nya datang ke Lampung. Calon suami ini, betawi asli. Dan berkeluarga besar. Dia bersama tiga kakak dan kedua orang tuanya datang dengan satu mobil. Mereka menanggap silaturahim ini juga sebagai rihlah keluarga.

Mereka berangkat malam hari, dan pagi hari sudah sampai di Lampung. Kami sudah menyiapkan kedatangannya dari pagi. Tapi ternyata mereka istirahat dulu sebelum sampai ke rumah. Sungguh penantian yang sesuatu.

Rabu, 28 Maret 2018

TAARUF (Part 2)

Akhirnya, karena aku bingung apa saja yang harus aku tulis dalam biodataku, aku bertanya kepada ibu, tentang isi biodata untuk taaruf ini.

"Nama Lengkap :
Nama panggilan :
Tempat Tanggal Lahir:
Hobi :
Aktifitas:
Motto hidup:
Riwayat pendidikan :
Organisasi : 
Tentang keluarga : 
Kriteria suami : 
Dan lain lain...
Kurang lebih seperti ini Fathin, nanti kalau ada yang perlu di lengkapi silahkan ya."

Begitu jawab ibu, saat aku tanya lewat pesan WhatsApp.

Bismillah, malam itu langsung aku kirimkan biodata ku kepada ibu.
Entah mengapa, jadi ada rasa harap cemas, ada rasa harap, padahal tidak terlalu niat di awal.
Satu hari, dua hari, tiga hari hingga seminggu berlalu, belum ada kabar kelanjutan, lanjut atau tidak proses ini. Aku kira hanya butuh satu sampai tiga hari sudah ada kabar, ternyata tidak.

Seminggu berasa satu tahun. Benar-benar penantian penuh harap itu berat. Setelah seminggu tak ada kabar, akhirnya aku putuskan untuk menganggap proses ini selesai sampai sini.
"Aku lupakan dan aku rasa, mungkin jodohku belum datang waktu dekat ini," pikirku waktu itu.

Tiba-tiba, pada hari ke sepuluh. Pasca penyerahan biodata itu, ada pesan masuk ke WhatsApp ku dari ibu.
" Fathin, mau nomer HP orang tua Fathin ya," pesan WA dari ibu tiba-tiba.
"Untuk apa ibu?" Tanyaku penasaran, dibarengi perasaan tak menentu.
Ada apakah ini? apakah ini kelanjutan dari proses kemarin.?
 Padahal aku benar-benar sudah melupakan tentang itu.
"Nanti Fathin akan tahu." Jawab ibu singkat.
Aku menurut saja, langsung aku kirimkan kontak kedua orang tua ku kepada ibu.
Memang, sejak awal proses penyerahan biodata, aku tidak cerita kepada siapapun, termasuk orang tua ku sendiri. Ibu berpesan, agar proses ini di rahasiakan dulu, sampai prosesnya sudah deal.
Untuk apa? Agar lebih terjaga hati dan proses nya.

Ternyata dugaan ku benar, ini jawaban dari proses sepuluh hari lalu. Laki-laki itu mau melanjutkan proses ta'aruf dengan ku.
Inilah awal proses ta'aruf dimulai.
Ku telpon umiku. Inilah awal kali aku memberi tahu umi tentang proses ini. Ternyata umi sudah dikabari lebih dulu dari ibu. Orang tua ku bahagia juga terharu, anak sulungnya akan segera dipinang.

"Kalau yang datang sholeh, baik, bertanggung jawab, ingin apa lagi?" Kata umi, tanda mendukung ku untuk melanjutkan proses ini.
"Iya umi," jawab ku pasrah, kala itu.
Sebelumnya, memang umi suka bercanda dengan ku.
"Kalau dalam waktu dekat ini ada lelaki yang datang, dan mau menikahimu, nggak apa-apa." kata umi

"Aah apalah umi ni, aku kan masih kecil," jawabku polos, belum terpikirkan ke arah sana.

Ternyata, ucapan adalah doa. Tahun itu juga, Allah bukakan jalan untuk bertemu jodohku.
Setelah sepuluh hari itu, dan dibarengi kabar akan dilanjutnya proses taaruf ini, barulah, ibu kirimkan biodata laki-laki itu kepadaku dan orang tua ku.
Ibu sangat menjaga kerahasian data laki-laki itu kepada ku sampai benar-benar akan dilanjut proses nya. Untuk apa? agar aku lebih terjaga dari apapun yang belum pasti.

Biodata lelaki itu sungguh lengkap!. Delapan halaman total keseluruhan nya. Terdapat visi misi rumah tangga, aktifitas hariannya, hingga aktifitas orang tua dan keluarga nya.
Orang tua ku, sangat setuju dengan lelaki ini, karena visi dan misi nya sangat cocok dengan keluarga kami.

Setelah kami saling mengetahui biodata satu sama lain, proses selanjutnya adalah nadzor yaitu bertemu dan bertatap muka dengan di dampingi pemfasilitas ta'aruf, aku bersama ibu, dan laki-lakinya bersama teman yang dipercayanya. Disana waktu untuk menanyakan hal yang belum jelas dan yang ingin ditanyakan.
Di waktu ini juga, kita masih boleh memutuskan untuk lanjut tidaknya proses taaruf.

Karena biodata laki-laki ini sangat jelas, tidak ada pertanyaan lagi dariku. Dari pihak laki-lakinya pun merasa biodataku sudah jelas, jadi waktu itu kami hanya bertemu dan bertanya sangat sedikit dan cepat selesai.
Orang tua ku tinggal di Lampung, sedangkan aku berdomisili di Jakarta karena sedang kuliah. Kami nadzor dijakarta.
Setelah proses nadzor, dan deal untuk lanjut, barulah pindah ke proses berikutnya yaitu bertemu orang tuaku di lampung. 
Alhamdulillah, Allah mudahkan prosesnya.
Waktu itu, jarak antara kabar lanjut, ke pertemuan nadzor, memakan waktu kurang lebih seminggu. Kami mencari waktu yang cocok dan pas untuk bertemu.

Selasa, 27 Maret 2018

TAARUF (part 1)

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang proses taaruf dengan suamiku. Proses yang Alhamdulillah, mudah dan lancar. Ya, memang kalau jodoh nggak kemana, gitu kata banyak orang.

Aku menikah dengan seorang lelaki yang belum aku kenal sebelumnya, bahkan dua bulan sebelum pernikahanku, aku belum tahu siapakah jodohku.
Islam sangat indah dalam mengatur kehidupan. Allah melarang kita mendekati zina, Apalagi berzina. 

Pacaran islami itu sesudah menikah. Kalau sebelum menikah itu namanya zina.

Seperti ngobrol, telponan, WA-an, perhatian dan lain sebagai nya dengan lawan jenis yang nggak perlu, dan nggak penting, harus di hindari karena sama dengan zina hati. Memikirkan si dia yang belum tentu jodoh, sama dengan zina pikiran. Apalagi jalan bareng, dan lain-lain. Astagfirullah. Mendingan, di isi dengan aktifitas lebih bermakna dari pada memikirkan dan memendam rasa yang nggak pasti. Betul?

Karena cinta itu ada tempatnya dan ada waktunya. Cinta karena Nya tidak akan menyalahi aturanNya.
Alhamdulillah, Allah memberiku hidayah untuk selalu menjaga hati pada yang tak pasti. Aku selalu berdoa agar Allah kirimkan untukku seorang lelaki yang terbaik untukku. Yang bisa menerimaku apa adanya dan akan membimbingku ke jalanNya hingga jannahNya.

Doa ini, mulai rajin aku lantunkan saat UAS semester 1. kala itu, aku berharap mendapat pendamping untuk bisa membantuku memahami bahasa arab. Karena kampusku adalah kampus arab, dan aku sedang beradaptasi dengan bahasa kampus ini. 
"Aku benar-benar butuh pendamping yang bisa mengajarkanku setiap waktu. Tidak seperti sekarang, selalu mengganggu teman, bahkan kakak kelas untuk menjelaskan pelajaran kata-kata yang belum aku mengerti." Pikirku waktu itu.

Masya Allah, tepat sehari setelah aku selesai UAS dan memasuki masa liburan panjang (Kala itu liburan 3 bulan. kampusku, adalah cabang dari King Saud Univercity di Arab Saudi. Jadi saat liburan musim panas di arab, kami pun berlibur musim panas selama 3 bulan). Ada tawaran dari guru ngajiku yang biasa aku memanggilnya dengan sebutan "ibu", untuk taaruf dengan seorang lelaki.

"Fathin, ini ada ikhwan yang sedang mencari istri. Syaratnya, bla... blaa.. blaaa.." cerita ibu kepada ku dengan panjang lebar.
Kala itu aku hanya berfirasat bahwa ibu sedang ingin meminta bantuan ku untuk mencarikan istri untuk ikhwan ini. Aku yang masih semester satu dengan usia delapan belas tahun, merasa aneh dengan cerita yang ibu tujukan kepadaku ini.

"Maksud ibu, ibu mau minta tolong fathin bantu carikan istri ikhwan ini?" tanya ku, kepada ibu.
"Tidak, ini tawaran untuk fathin." ujar ibu serius.
"Deg!" Perasaanku saat itu langsung berubah dan buyar. Tawaran macam apa ini? tak pernah terpikirkan sebelumnya. Belum ada rencana dalam waktu dekat. Walau memang sudah ada doa yang terucap.
Perasaanku kala itu antara senang dan bingung, harus apakah aku. Aah dasar perasaan anak kecil.

Perasaanku semenit sebelum ibu ucapkan kalimat tawaran itu, sedang tenang, sedang menikmati udara segar. Kala itu perasaan ku plong, aku berfikir akan berlibur kemana kah 3 bulan kedepan? 
Padahal sehari sebelumnya, aku masih di timpa tumpukan buku, tidak bisa tidur hingga makanpun tidak nafsu.

"Fathin, selepas ini, tulis biodata ya. paling lama nanti malam kirim via email ke ibu " pinta ibu.
Benar benar pasrah aku dengan tawaran ibu guru ini, ibu yang sudah aku percaya dan aku anggap seperti ibuku sendiri.
Hari itu aku benar- benar bingung, apa yang harus aku tulis. Aku belum tahu apapun tentang lelaki itu, jangankan alamat rumahnya, namanya pun aku masih belum tau.

Dengan kepercayaanku kepada ibu, aku tulis biodataku dengan singkat.
"Bismillah, siapa tahu ini adalah jawaban dari doaku selama ini." pikirku saat itu.

Bismillah, ya Allah, mantapkalah hatiku, mudahkan segala urusanku.

Senin, 26 Maret 2018

Hakikat Seorang Ibu

Teringat sebuah saran dari seorang mentor bisnis kepadaku.

Saran yang tidak pernah aku dapatkan dari mentor bisnis lainnya.

Saran yang mengingatkan ku, akan hakikat sebenarnya sebagai seorang istri dan ibu.

Saran dari seorang mentor ini adalah, aku harus selalu utamakan anak-anak untuk selalu mendidik mereka, karena aku adalah sekolah pertama mereka. Mereka lah tugas utamaku. Jadikan yang lain menjadi no sekian, termasuk bisnis ini. Karena aku adalah seorang ibu.

Tugas mencari nafkah didalam keluarga adalah suami, maka hukumnya wajib untuk suami  bersungguh-sungguh dalam mendapatkan nya. Tugas aku sebagai istri yang terpenting adalah selalu ada untuk anak-anak. Memberikan kasih sayang sepenuh hati

Aku harus pandai menjaga emosi ku untuk anak-anak, harus bisa melayani suami dengan tulus ikhlas, dan selalu bersyukur dengan rizqy yang suami beri,

"Berapa pun itu, syukurlah, nikmatilah, maka Allah akan tambah nikmatnya, akan bertambah berkahnya, dan akan Allah tambah rezekinya dari jalan yang tidak di sangka- sangka" ujar bos mentor kepadaku dengan penuh hati-hati.

"Boleh untuk terus berbisnis, bercita-cita dan sukses, tapi harus selalu dahulukan kewajibannya yang utama, dibawa santai aja bisnisnya dan jangan sampai bisnis ini menghancurkan tugasmu yang utama," sambungnya lagi.

Masya Allah, saran ini selalu aku ingat untuk menjadikan ku lebih baik. Boleh kita punya cita-cita yang banyak dan tinggi, tapi jangan sampai lupakan tugas utama seorang istri &ibu.

Aku mempunyai cita-cita menjadi seorang pengusaha yang sukses. Dan banyak cita - cita lainnya.

Belajar dari kisah orang-orang sukses, dari orang -orang yang berhasil, tak ada kamus alasan dalam hidup mereka. Mereka punya target dan konsisten didalamnya.

Sering kita dengar, menjadi seorang ibu adalah alasan yang cocok untuk tidak bisa bergerak. Alasan rempong lah, sibuk lah, dan lain-lain.

Padahal kalau kita sungguh- sungguh, pandai menjaga waktu, emosi dan diri kita, tak mustahil ibu rumah tangga menjadi sukses.

Banyak sekali kisah ibu yang sukses sambil membesarkan anak-anaknya.
Lagi - lagi, ibu memang diciptakan Allah menjadi manusia hebat.

Ibu di tuntut untuk cerdas, sehat, kuat, tahan banting, pandai mengelola emosi, pandai merancang rencana, susunan keuangan, daaan banyak lagi kehebatan dari seorang ibu.

Ibu bisa melakukan apa yang ia mau, tanpa melupakan tugas utamanya. Dengan rencana yang matang, kesungguhan dan tekad yang kuat, keteguhan hati, kreatifitas dan pastinya syukur dan sabar.

Sabar dan syukur adalah kunci kebahagian. Kreatif, konsisten dan sungguh-sungguh adalah kunci keberhasilan.

Orang sukses tak banyak alasan, ia akan selalu berinovasi untuk menjadi lebih baik.
Pikiran dia selalu positif thinking, dan yakin bahwa ia akan sukses dan berhasil.

Harus selalu di ingat hakikat seorang ibu, agar menjadi alarm untuk diri, bahwa menjadi seorang ibu berarti sedang membangun peradaban, membangun generasi yang akan datang.

Kita harus menjadi yang terbaik, untuk menghasilkan generasi terbaik. Harus terus belajar, memperbaiki diri dan berkembang, untuk kebaikan anak- cucu kita.

Menjadi ibu adalah amanah dari Allah yang sangat besar. Karena anak adalah investasi dunia dan akhirat.

Minggu, 25 Maret 2018

5 TIPS MENGHAFAL AL-QUR'AN 30 JUZ

1. Niat ikhlas karena Allah SWT.

Al-Qur'an adalah Kalamullah yang suci mulia, Ia akan mudah masuk kedalam jiwa yang bersih. Jika niat kita ikhlas karena Allah, insya Allah, Allah akan mempermudah kita dalam menghafal Al-Qur'an.
Niat ikhlas karena Allah juga adalah syarat terpenting untuk mendapatkan kemuliaan dari menghafal Al-Qur'an. Kita akan senantiasa bisa menjaga semangat dan Istiqomah jika niat kita ikhlas karena Allah.
Apapun godaan, ujian dan semua rintangan akan mudah di hadapi karena niat kita menghafal hanya karena Allah ta'ala.

2. Mempunyai waktu khusus dan prioritas untuk menghafal Al-Qur'an.

Ini sangat penting bagi penghafal Al-Qur'an. Al-Qur'an harus selalu menjadi pertama dan utama. Kita harus punya waktu spesial untuknya, karena Al-Qur'an begitu mulia dan istimewa.

Dalam surat Al-Muzammil : 1-7 yang artinya : (1) wahai orang- orang yang berselimut!
(2) Bangunlah pada waktu malam, kecuali hanya sedikit.
(3) Pada waktu setengahnya atau kurang sedikit dari itu,
(4) atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu secara perlahan-lahan.
(5) Sesungguhnya kami akan menurunkan perkataan yang berat kepada mu.
(6) Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa), dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan.
(7) Sesungguhnya pada waktu siang, engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang.

Nah, dalam 7 ayat ini, Allah memberi tips kepada kita, waktu yang tepat untuk menghafal Al-Qur'an, yaitu pada pertengahan malam, karena, pengaruhnya sangat berkesan untuk jiwa kita.

Dan asiknya saat kita menghafal di waktu ini, pikiran kita masih fresh sehingga akan mudah dalam menghafal, juga sangat mempengaruhi dalam jiwa, sehingga aktivitas harian nya akan lebih semangat dan fresh.

3. Mempunyai Target Menghafal Al-Qur'an 30 Juz dan Konsisten.

Nah, target dalam menghafal Al-Qur'an ini penting banget untuk menambah semangat dan komitmen kita dalam menghafal Al-Qur'an.

Kita bisa rencanakan dan harus konsisten melaksanakan nya. Misalnya, kita ingin menghafal Al-Qur'an 30 Juz selama 2,5 tahun.

Maka kita harus membagi lebih detail, berapa target perbulan hingga perharinya.
2,5 tahun = 30 bulan
30 bulan ÷ 30juz = 1 juz/bulan

Dibagi lagi, 1 juz = 20 halaman.
Untuk mempermudah, ambillah 1 Hari kita wajib menghafal 1 halaman, total 20 hari 1 juz, 10 hari kemudian kita pergunakan untuk pemantapan hafalan.

Insya Allah jika kita konsisten melaksanakan nya, mudah dan ringan untuk menghafal 30 Juz, apalagi sudah niat kuat Menghafal ikhlas karena Allah.

Sesibuk apapun, insya Allah kita akan menjadi menghafal Al-Qur'an, jika kita komitmen dan konsisten!

4. Mempunyai motivasi yang kuat.

Motivasi dalam menghafal Al-Qur'an sangatlah penting. Karena ia merupakan penyemangat kita dalam menghafal Al-Qur'an.

Banyak sudah kita ketahui tentang keutamaan Menghafal Al-Qur'an ini, yang tentunya menjadi motivasi utama kita.

Mengapa saya harus menjadi Hafizh Al-Qur'an 30 Juz?

Jawaban- jawaban dari pertanyaan inilah yang menjadi motivasi utama kita. Betul?

Seperti dalam hadits, "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

Penghafal Al-Qur'an Adalah keluarga Allah di bumi. Allah akan selalu memudahkan segala urusan dan keinginan keluargaNya di dunia dan di akhirat. Masya Allah.

Dan pastinya banyak keutamaan dan kemuliaan yang akan didapat kan penghafal Alquran, dan inilah motivasi yang harus kita punya untuk bisa tetap semangat dalam menghafal Al-Qur'an.

5. Selalu Berdo'a.

Selalu berdo'a, meminta kepada sang pemilik kalamNya, Agar selalu dipermudah, agar selalu semangat dan Istiqomah, Agar bisa menghafal Al-Qur'an 30 Juz.

Menghafal Al-Qur'an adalah perkara yang sangat mulia, akan banyak rintangan, cobaan dan ujian yang di hadapi. Ujian utama adalah dari diri sendiri.

Ujian malas, ngantuk, futur, putus asa Daan lain sebagainya, harus kita lawan!, Harus di halau. Berdo'a lah selalu, agar di beri kekuatan, keistiqomahan, kemudahan dalam meraih kemuliaan Nya.

Allahummaj'alna min Alhil Qur'an, Alladziinahum ahluka wa khooshotuk.

Ya Allah, jadikan lah kami, penghafal Al-Qur'an, yang mereka itu adalah keluarga Mu dan hamba pilihan Mu.💕

Aamiin ya rabbal alamiin 😇😇

Sabtu, 24 Maret 2018

Renungan untuk ibu

Perjuangan seorang ibu itu wahnan 'ala wahn , berat dan bertambah berat.

Dalam firman Allah Q.S Luqman: 14 ;
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

Perjuangan seorang ibu sangat besar, seorang ibu harus mempunyai keimanan dan keyakinan yang kuat untuk mendidik dan membesarkan anaknya.

Bayangkan saja, seorang ibu yang sedang mengandung anak ke 2/3/4 dst, dengan morning sick nya, dia harus tetap beraktifitas seperti biasa.

Dia harus tetap menemani si kakak bermain, melayaninya. Harus tetap membersihkan rumah, mencuci pakaian, melipatnya, menghidangkan makanan , daan lain sebagainya, sehingga harus terlihat senantiasa fit dan bugar, walaupun sebenarnya si ibu dalam keadaan lemah dan bertambah tambah.

Masya Allah, jangan pernah siakan segala kebaikan ibu kita. Dia akan berjuang yang terbaik untuk kita.
Ia rela tak tidur, untuk kenyamanan anaknya. Ia rela tak makan, mendahulukan anaknya. Ia rela berjuang dan melawan segala yg ia rasakan hanya untuk anaknya.

Ketahuilah, bahwa rasa ini telah di rasakan oleh semua ibu. Dan pasti nya seorang ibu jadi merasakan apa yang ibunya rasakan dulu.

Wahai ibu...,
Saat lelah menghampiri, ingatlah, bahwa kau tak sendiri. Ada Allah yang selalu menemani, ada Allah yang akan menguatkan, ada Allah yang akan siap sedia mengabulkan do'a-do'a kita.

Wahai ibu...,
Ingatlah, bahwa perjuangan mu ini, bukan engkau sendiri yang merasakan, bahwa semua ibu di dunia ini juga berjuang sama seperti apa yang kau lewati dan rasakan.

Wahai ibu...,
Ingatlah bahwa surga Allah itu besar dan luas, terbentang panjang untuk mu, bahkan surga itu adalah milikmu. "Surga di bawah telapak kaki ibu".

Kau sangat mulia ibu.
Tugasmu sungguh mulia, apa yang segala yang kau lakukan untuk keluarga mu, suami mu, anak anak mu akan bernilai pahala yang besar jika kau ikhlas melakukannya.

Kau sangat kuat ibu.
Bukan engkau yang kuat, tapi Allah yang akan selalu menguatkan mu. Kau harus pandai menjaga sabar dan syukur mu. Karena itu adalah kunci kekuatan mu.

Peranmu sangat lah besar ibuu.
Buatlah diri mu selalu bahagia dengan keimanan mu. Karena dari bahagiamu akan tercipta ketahanan keluarga.

Jagalah ikhlas mu, bahagia mu.
Lelahmu yang Lillah akan berbuah indah untuk dirimu dan anak-anak mu.

Sungguh peranan mu jauh lebih besar dari segala keluhan mu ibu...

Saat lelah,
Rehatlah jangan sampai sabar dan syukur hilang. Ingat Allah , dzikir sebanyak banyak nya, jangan izinkan syaitan menguasaimu.

Rehatlah, beri waktu untuk diri mu sendiri.
Lihatlah, betapa banyak kebaikan yang telah kau dapatkan. Anak anak yang ceria, suami yang bertanggung jawab.

Jangan sampai kita menganggap ini sebagai beban, karena kita hanya akan merasakan ini hanya sebagai rutinitas, dan akan merasakan pada titik lelah saja.

Jadikan ini sebuah momentum besar, membangun peradaban, perjuangan yang akan kita petik di masa depan. Bercocok tanam yang akan kita panen di dunja dan akhirat.

Sertai Allah selalu dalam segala aktifitas mu, segala perjuangan mu, segala keputusan mu.

Pebanyak dzikir, tilawah Al-qur'an, tahajud dan menambah wawasan yang luas untuk menjadi modal kekuatan mu dalam membengaun generasi-generasi mu.

Semoga Allah selalu mudahkan segala langkah kita, dan segala ikhtiyar kita. Aamiin yaa rabbal'alamiin.

Jumat, 23 Maret 2018

MACAM MACAM TIPE ORANG TUA

Dalam buku Sentuhan Cinta, karya Aris Ahmad Jaya dan Bunda Yulia,

Ada 3 tipe orang tua :

1. Orang Tua Nyasar
2. Orang Tua Bayar
3. Orang Tua Sadar

Orang tua NYASAR adalah tipe orang tua yang suka mengeluh atas kehadiran anak. Menunda untuk belajar dan malas memperbaiki diri. Juga ketika di ajak untuk kebaikan anaknya selalu banyak alasan.

Sedangkan tipe orangtua BAYAR  adalah tipe orang tua nyasar yang memiliki banyak uang untuk mewakili tugas utamanya. Orang tua bayar menganggap semuanya bisa selesai dengan uang.

Dan orang tua SADAR adalah tipe orang tua yang menyadari bahwa anak adalah anugrah, dialah masa depan dunia akhirat. Orang tua dengan tipe ini akan senantiasa proaktif pada setiap perkembangan ananda, mendidik dengan cinta, serta menyertai ananda untuk mencapai cita citanya. Tipe ini akan selalu di rindukan dan di kenang anak.

Selain 3 tipe di atas, menurut Abah Ihsan Baihaki, Master Trainer Parenting Internasional Auladi, dari segi modal pengasuhan orang tua ada 3, yaitu tipe Warisan, coba coba dan Belajar.

Tipe warisan,  orang tua yang mendidik anak nya sebagaimana dulu orang tua mendidiknya. Tipe ini adalah tipe yang cukup dominan pada sebagian besar kita. Alasannya sederhana, karena pola orang tua lah yang bisa menghantarkan seperti sekarang. Padahal nyatanya tidak kakak atau adik kandung tidak cocok dengan pola tersebut.

Tipe Coba Coba, orang tua dengan tipe ini biasanya apa yang dia dengar dan tahu dari lingkungannya langsung di uji cobakan pada anaknya, bisa berhasil bisa juga gagal, namanya juga coba coba.

Tipe Belajar adalah orang tua yang mau belajar dengan sungguh sungguh tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik dan benar. Sehingga mendidik di sesuaikan dengan kebutuhan, sesuai kondisi karakter anak.

Dari semua tipe di atas, tipe yang manakah kita?

Tidak ada kata terlambat untuk menjadi orang tua yang lebih baik, selama kita masih membersamai anak kita.

Sejatinya teman sejati kita adalah anak anak kita, doa mereka yang selalu kita harapkan. Merekalah yang akan dengan tulus ikhlas mengurus kematian dan kepergian kita selamanya.

Mereka yang akan membersamai kita di dunia akhirat. Mereka adalah investasi terbaik kita di dunia dan di akhirat.
Teruslah belajar dan menjadi lebih baik, untuk bahagia bersama di dunia dan akhirat.

Kamis, 22 Maret 2018

Kakak Sayang Adek

Membuat anak tersenyum dan bahagia itu indah dan menyenangkan.

Kita cukup ikut ambil andil dalam kreasi mereka, menghargai karyanya dan idenya, ya, walau sering kali membuat rumah berantakan.

Tetap awasi apa yang yang mereka lakukan, ingatkan dan jelaskan jika tidak boleh dan tidak baik. Ingatkan tentang bahaya nya dan akhlaq yang sebaiknya dilakukan.

Mereka akan belajar, bahwa bersama itu lebih menyenangkan. Komunikasi sangat penting untuk mendekatkan hati. Selalu ajak komunikasi kapanpun dan dimanapun.

"Kakak sama dedek pinter ya saling berbagi,"
"Kakak sama dedek pinter ya saling menyayangi,"
"Kakak sama dedek pinter main bersama,"

Kata-kata ini selalu aku dan suami ucapkan untuk mereka.

Kata kata pujian untuk mereka sangat mendekatkan hubungan hati mereka.

Aku juga suka banget peluk mereka berdua bersama sambil ketawa, becanda bareng, Masya Allah, the power of peluk, indah banget.

Kalau mereka lagi berantem sebenarnya mereka lagi ajarin aku menemukan solusi terbaik, mereka lagi melatih otak dan emosiku agar lebih cerdas.

Yaa tak mudah tentunyaa. Berantem, rebutan, sejatinya mengajarkan mereka untuk menyelesaikan masalah. Selama tidak saling menyakiti, dan harus selalu di ingatkan tentang kepemilikan, indahnya berbagi dan pengertian.

Mereka akan banyak belajar.
Yang selalu aku salut sama si kakak yang sering banget di ganggu dedeknya, tapi dia selalu cari dedek jika tak terlihat dipandangannya.

"Dedek ana mi?" kata kakak kalau nggak lihat dedeknya.
"Dedek juga ikut mi?" kakak tanya lagi kalau kita mau jalan berdua aja.
"Dedek juga?" lagi lagi kakak tanya kalau si kakak dapet sesuatu, dia inget dedek nya.
"Mi, dedek susu juga!" suruh kakak,minta umi nya buatin susu untuk dedek, padahal dedeknya nggak minta.

Dan banyaak selalu dia sebut dedek. Masya Allah, salut selalu sama kakak yang sayaang banget sama si dedek.

Seingat aku dulu, aku selalu ajak kakak untuk selalu sayang dedek, dari dedek masih didalam perut.

Aku dan suami suka banget bilang, "Umi, abi sayang kakak, dedek. Kakak sayang dedek , dedek juga sayaaang banget sama kakak."

Selalu itu kita ungkapkan setiap hari sambil elus-elus perut. Dan Alhamdulillah sampai sekarang sambil peluk bareng- bareng. Masya Allah, indah.

Umi, abi, kakak, dedek, kita saling sayang karena Allah ya naak💕

Penting banget untuk selalu ucapkan pujian dan saling menasihati. Jaga komunikasi, ingatkan dan jangan ada gengsi di antara kita.

Kita bahagia dunia akhirat bersama yaa.. Aamiin yaa rabbal'alamiin.

Minggu, 11 Maret 2018

DOA ORANG TUA

[DO'A ORANG TUA]

Salah satu do'a yang mustajab adalah do'a orang tua untuk anaknya.

Do'a orang tua itu terpenting, karena ridho Allah ada pada ridho mereka.
.
Aku perhatikan, kunci orang tua mendidik anak anaknya adalah "DOA", juga dengan keteladanan yang mereka lakukan sehari hari.
.
Banyak orang tua sekarang yang sudah kesulitan dengan hanya mengurus 1 atau 2 anak, mengapa? Mungkin karena kurang mendoakan yang baik dan banyak untuk anak anaknya.
.
Saat anak salah sedikit sudah di vonis "Nakal". Padahal tanpa disadari ucapan kita bisa menjadi do'a untuk mereka. Na'uZubillah min dzalik dari doa yang buruk.
.
Teringat kisah dari ucapan seorang ibu imam masjidil haram "Abdurrahman Assudais ketika marah kepadanya menjadi sebuah doa.
.
Alkisah, Tatkala sang ibu menghidangkan makanan untuk tetamu suaminya, sang imam kecil sedang bermain tanah, masuk kerumah dan menaburkan debu di atas makanan yg tersaji itu.
.
Sontak ketika sang ibu melihatnya, beliau marah dan berkata: "pergilah kamu! Agar kamu menjadi imam di haramain!.
.
Masya Allah, kini imam kecil itu telah menjadi imam masjidil haram. Yang sangat kita senang mendengar nada tartilnya.
.
Perkataan ibu, ayah, adalah doa paling mustajab untuk anaknya.
.
Lontarkan selalu perkataan yang baik untuk anak anak kita, dalam keadaan apapun. Dan Kita harus selalu intropeksi diri, karena, anak anak adalah cerminan dari kedua orang tuanya.
.
َ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74)

"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. ( Q.S Al-furqon: 74)