Selasa, 08 Oktober 2013

Minggu, 25 Agustus 2013


ini karya sahabatku ^^ subhanallah..





Minggu, 25 Agustus-2013 

Saat itu, sahabatku bercerita tentang proses ta'arufnya dengan sang ikhwan yang telah menjadi suaminya. ia mengakui bahwa ia belum pernah sama sekali mengenal ikhwan tersebut apalagi bertemu dengannya sebelumnya. jadi suatu ketika, setelah halaqoh liqo telah bubar, ia diminta oleh sang murabbi untuk menemuinya karna ada yg ingin dibicarakan. tanpa basa-basi murabbi itupun segera berterus terang bahwa ada seorang ikhwan yg berniat menikah dan meminta tolong kepada murabbi (yg biasa disebut umi) itu untuk mencarikan wanita yg sesuai dengan kriterianya, yakni wanita yang hafal beberapa ayat Al-Qur'an. 

Singkat cerita, sang murabbi pun mengumpulkan beberapa biodata untuk dipilih oleh ikhwan tersebut. termasuk biodata sahabatku tersebut. Subhanallah, ia lah wanita yg sesuai. tak pakai berlama, sang ikhwan pun segera menemui orangtua sahabatku di rumah. hingga akhirnya mereka menentukan tanggal pernikahan.

Ada banyak pelajaran yang bisa kuambil dari kisah tersebut. terpenting soal 'jodoh'. lagi-lagi jodoh adalah salah satu rahasia Tuhan yang tak bisa kita tebak kepastiannya. siapapun dia, jodoh tentu telah disediakan oleh-Nya, sesuai dengan kadar keimanan dan kualitas diri kita. ia akan datang pada waktunya, kadang dengan sendirinya, kadangkala dengan beberapa upaya. lalu, bagaimana dengan pacaran? perlukah? sebagai sarana menjemput jodohkah? atau bagaimana?
mungkin persepsi orang berbeda-beda. namun bagiku, Islam itu baik. Islam melarang aktivitas pacaran tersebut, karna apa? logisnya, orang yang berpacaran adalah orang yang memiliki kedangkalan 'TAWAKKAL' atas skenario Tuhan.

Marilah! aku, kamu, dan kita semua, sudahi segala bentuk kemaksiatan khususnya 'berpacaran'. Tawakkal itu lebih baik, tentu disertai upaya pengembangan kualitas keimanan dan potensi diri. niscaya sang Ilahi kan penuhi janji. Semoga dengan upaya tersebut, Allah Sang Maha Cinta yang Agung, menganugrahkan kepada kita seseorang yang menawan akhlaknya, luhur budinya, santun perawakannya, kuat imannya, cinta pada tuhan dan nabinya, hebat potensinya, tinggi kepeduliannya, besar kontribusinya, mengamalkan firman-Nya, ganteng/cantik wajahnya, dan tebal dompetnya,, hehe,, AAMIIN ^_^

So, Putusin aja Doi mu, Now!

“SURAT BIRU DI LAYAR CINTA”


sebuah surat dari sahabat terbaikku :* akan ku abadikan kadomu ini^^ sungguh alangkah indahnya ukhuwah ini,,, semoga Allah selalu kuatkan ikatan persahabatan kita ... aamiin *mitikkan airmata



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dear fathin,
Sebelum ke ucapan intiku, aku ingin sedikit bercuap mengenai isi hati yang telah lama kupendam sendiri. kau tau fathinku, ketika kumelihatmu bersanding dengan pangeranmu di pelaminan, hatiku berdesir, mataku memendung, meski sebisanya ku sembunyikan kegalauanku. Aku sangat bahagia melihatmu tersenyum lepas berpose menggandeng lengan suamimu. Namun di sisi lain hatiku dihantui kehawatiran, mungkin ini adalah sebuah keniscayaan dari sang sahabat kepada sahabatnya. Kau tau apa? Benar, rasa ini sama sebagaimana sahabat-sahabatku  sebelumnya, ketika mereka menaiki tangga yang setara denganmu, yakni melepas status lajangnya. Waktuku bersenda gurau dengan mereka berkurang, tersita karna tanggung jawab mereka terhadap suami dan kesibukan rumah. Aku maklum, tapi gundah. Itulah perasaanku.
Dear,
Mungkin tak banyak petuah atau nasihat yg kuhaturkan padamu, namun hanya doa terindah yang selalu mengalir deras teruntuk sahabatku tersayang dan tercinta. Semoga sakinah, mawaddah dan warahmah sentiasa menghiasi hari-harimu bersama suami tercintamu. Semoga ketaatan sentiasa hadir dalam tingkah lakumu selaku istri yg sholehah. Semoga Allah menyegerakamu karunia berupa jundi-jundiyah yg shalih dan shalihah. Semoga Al-Qur’anmu terus terjaga dan pelestariannya mewarisi anak-anakmu kelak. Masih banyak ‘semoga-semoga’ yang lain, namun tak mampu kutuliskan secara rinci. Aku hanya berharap akan kebahagiaanmu, karna kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku jua.
Cukup di sini dulu dear,                                                             
Aku pamit dulu ya, doakan agar segera menyusulmu. Hehe..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



                                                                                                                         TTD

                                                                                                                     (Hurin ‘iin)