Kamis, 05 April 2018

Perjalanan Penuh Cobaan

Aku teringat oleh seseorang yang bertanya tentang waktu perjalanan dengan berjalan kaki dari daerah rumah ku tepatnya di Pancoran ke arah Kalimalang.

Sore itu, aku baru sampai rumah dari sebuah acara. Aku bersama anak dan suamiku, sedang bermain di depan rumah mengisi waktu sore. Tiba-tiba datang seorang bapak bertanya kepada suamiku,

"Maaf pak, mau tanya, kira-kira perjalanan dengan berjalan kaki dari sini ke daerah kalimalang berapa lama ya? Apakah isya' sudah sampai?" tanya bapak itu.

Waktu dia tanya kurang lebih jam lima sore. Sontak, aku dan sumi terheran-heran dengan pertanyaan bapak itu. Berfikir, jaman sekarang mana ada yang mau jalan kaki, kan sudah banyak transportasi umum.

Kami lihat dari penampilan bapak ini, tidak menunjukkan orang yang tidak mampu.

"Bapak mau kemana, ko' jalan kaki?" tanya suamiku menanggapi pertanyaan bapak itu.

"Ia nih pak, saya bersama istri dan enam anak saya mau pulang ke gresik dari depok. Awalnya kami dari depok naik angkot ke terminal depok, mau ke arah pulo gadung untuk naik bis, tapi qadarullah kecopetan di terminal depok. Jadi kami ubah jalur pulangnyadengan jalan kaki ke arah kalimalang, katanya disana banyak truk yang bisa di tumpangi." jelas bapak itu, sambil menunjuk ke arah istri dan keenam anaknya yang sedang duduk di pinggiran jalan.

Benar saja, kami melihat ada seorang ibu menggendong bayi bersama lima kakaknya. Tiga kakak pertama menggendong tas gunung yang sangat besar. Dan dua saudara dibawahnya saling mengawasi satu sama lain.

"Dari teminal depok sampai kesini bapak naik apa?" tanya suami penasaran.

"Jalan pak, kami berdelapan jalan bersama-sama dari sana, sudah sampai sini kami bertanya kepada bapak. Ini anak saya masi bayi empat bulan. Alhamdulillah, tadi ada yang memberi kami minum di masjid." kata bapak itu. Istrinya pun yang sedang menggendong bayi menghampiri kami.

Sungguh, kami percaya tidak percaya. Perjalanan yang penuh pejuangan.

Kami bertanya, tentang perjalanan mereka ke depok, untuk apa? Dan mengapa sampai seperti ini.

Ternyata, ini adalah perjalanan awal mereka ke depok. Bapak ini tinggal di rumah warisan orang tuanya di Gresik. Niat mereka datang ke Depok adalah untuk bertemu sang kakak bapak ini, karena telah menggadaikan rumah warisan di gresik yang sedang mereka tempati.

Setiap hari, dekoleptor menagih hutang dan ingin menyita rumahnya. Sang dekoleptor ingin bertemu dengan sang kakak. Bapak ini dan keluarganya merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Sang bapak ini hanya bekerja sebagai petani garam, terkena imbas dari masalah sang kakak. Mereka berinisiatif mendatangi kontrakan kakaknya di depok.

Sebelumnya, bapak ini sudah menelpon kakaknya, tapi tidak pernah di angkat, atau tidak nyambung. Akhirnya, langsung saja bapak ini menghampiri kakaknya didepok, dengan modal seadanya dan membawa semua keluarganya.

"Tidak mungkin ditinggal, karena setiap hari ada dekoleptor yang menagih hutang, kasian anak-anak." kata bapak itu, saat kami tanya, mengapa semua anaknya dibawa.

Sedihnya lagi, bapak ini bersama keluarganya tidak bertemu dengan kakaknya didepok. Mereka sudah menunggu dari hari selasa hingga minggu, sang kakak belum juga datang.

"Kami tidak bertemu kakak. Setiap di telpon nggak pernah diangkat dan rumah kontrakannya pun di kunci, jadi kami tidak bisa masuk. Alhamdulillah, di dekat situ ada kantor kecamatan, dan orangnya baik. Mereka mempersilahkan kami tinggal di musholahnya" cerita bapak itu, saat kami tanya tentang pertemuan dengan kakaknya.

Masya Allah, alangkah perjalanan yang penuh cobaan untuk bapak itu dan keluarganya. Niat awal untuk menyelesaikan masalah, tapi Allah beri cobaan lagi.

Sejatinya, cobaan itu untuk menaikkan derajat seseorang. Allah mengujinya, agar ia semakin kuat.

Dari perjalanan bapak ini bersama keluarganya, mengajarkanku untuk banyak bersyukur. Cobaan yang sedang kita jalani, tidak sebanding dengan cobaan yang bapak ini rasakan.

Kita harus kuat dan selalu bersyukur dengan segala yang Allah berikan. Perjalanan kehidupan sangatlah panjang. Jadikan sabar dan sholat sebagai jalan yang utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar