Sabtu, 31 Maret 2018

TAARUF (End)

Mau apa mbak mahar nya,? Ini si abang Ali
(panggilan umi untuk calon menantunya) SMS umi." kata umi kepadaku.

"Hmm.. Apa ya mi," sahutku.
Padahal didalam hati, hatiku masih selalu bertanya, 
"Apakah benar, aku akan segera menikah?" pikir hatiku.

"Ini jawaban dari do'amu tin, bersyukurlah."
Aku selalu mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri.


"Mahar yg paling baik itu adalah yang paling ringan dan tidak menyusahkan. Begitu kata nabi." 
Kata-kata umi ini menyadarkanku dari lamunanku.

"Aku mau hafalan surat Ar-rahman dan seperangkat alat sholat mi." kataku, menjawab pertanyaan itu.

Mengapa aku pilih hafalan surat Ar-rahman yang utama?
Karena aku ingin, dengan hafalan surat Ar-rahman, menguji kesiapan dia bersamaku. Membaca hafalan didepan umum, apalagi saat khitbah adalah perkara yang bisa membuktikan kalau dia hebat dimataku.

Karena surat Ar-rahman, mengingatkanku tentang ciptaan Allah dan karuniaNya, agar kita selalu bersyukur. 
Surat Ar-rahman sangat indah didengar, kata-katanya indah bak puisi yang romantis. Dan banyak segudang alasan aku memilih surat Ar-rahman untuk menjadi maharku.

Aku rasa, hafalan surat ini tidak berat, apalagi dia sudah pernah menghafalnya, insya Allah tidak memberatkan.

Selama proses perkenalan-taaruf-khitbah-akad. Aku selalu shalat istkhoroh untuk kemantapan hatiku, dan itulah yang Rasul anjurkan.
Shalat istikhoroh sangat penting dan berpengaruh untuk hati, kemudahan proses, kemantapan, dan segala nya menuju pernikahan.
Proses demi proses, persiapan demi persiapan, telah dilalui. Pemantapan hati, segala persiapan hari sakral itu, seperti panitia, tenda, panggung, prasmanan, undangan dan lain sebagainya telah siap. Dan tibalah hari yang akan mengubah statusku itu.

25 Agustus 2013.

"Saya nikahkan, anak perempuan saya yang bernama FATHIN AULIA SHOLEHAH dengan maskawin 
 hafalan surat Ar-rahman, Emas 5gram dan seperangkat alat sholat, dibayar tunai.!"


"Saya terima nikah dan kawinnya, FATHIN AULIA SHOLEHAH binti AGUS SUGIANTO dengan maskawin tersebut, di bayar tunai.!"

"SAH?" kata penghulu meyakinkan.

"SAAAAAH" kata para hadirin membalas.

"Al-faaatihah,!"

Hari itu, menjadi hari terindahku. Kini aku sudah bertemu jodohku. Qadarku bersamanya telah Allah tetapkan.

Fathin Aulia Sholehah dan Muhammad Nur Ali.
Alhamdulillah, Jodoh syurga ku telah membersamaiku di hari ini dan seterusnya. Diusiaku delapan belas tahun. Bersama dia yang berusia dua puluh tiga tahun.

Hampir lima tahun sampai hari ini kita bersama, dengan dua buah hati dan satu calon buah cinta di dalam perutku. Semoga kita semua selalu sehat, menjadi hambaNya yang bertakwa serta selalu dalam ridhoNya. Allah selalu kumpulkan kita bersama di Dunia dan di Akhirat. Aamiin yaa rabbal'alamiin.

Sungguh, perjalanan taaruf sangat indah. Ia menjaga batasan-batasan kita dalam syariatnya. Perjalanan menuju pernikahan yang terjaga, tak ada yang tersakiti, jika memang belum takdirnya. Kita harus selalu yakin bahwa ini adalah takdirNya yang terbaik untuk kita.

Selalu berdoalah, karena doa kunci kekuatan dari Allah. Bentuk segala hasil dari ikhtiyar kita.
Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu. Jagalah hati, maka hati akan jernih, Allah akan kirimkan pengeranmu segera untuk memiliki hatimu.

Sabarlah, percayalah. Jangan nodai hati. Jangan main hati. Semua akan indah pada waktunya.
Jika kau sudah siap menikah, datanglah kepada guru ngaji kita, mohon ia carikan jodoh yang terbaik. Percayalah sama dia, mohon bimbingannya.

Jangan banyak taaruf dalam satu proses, karena akan menghilangkan keberkahan, dan menyulitkan proses kedepannya.

Bismillah, mohon selalu sama Allah, laa haulaa walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azdiim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar